Transisi ke Endemi, Menkeu Waspadai Perlambatan Ekonomi Dunia
Senin, 23 Mei 2022 - 19:57 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa kasus Covid-19 , baik di global maupun Indonesia, terus mengalami perbaikan.
Vaksinasi menjadi instrumen utama transisi dari pandemi ke endemi. Kendati demikian, laju pemulihan ekonomi menghadapi tantangan dari eskalasi berbagai risiko.
"Beberapa negara menunjukkan tanda perlambatan kinerja ekonomi yang terlihat dari realisasi pertumbuhan ekonomi dan aktivitas manufaktur," ujarnya dalam konferensi pers APBN KITA di Jakarta, Senin (23/5/2022).
Dia menyebutkan, pada kuartal I/2022, sebagian besar negara masih mempertahankan pertumbuhan ekonomi positif namun sebagian dalam tren melambat.
Contohnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di 5,0% pada kuartal I/2022, sementara beberapa negara maju seperti China tumbuh 4,8%, Amerika Serikat (AS) 3,6%, Jerman 3,7%, Korea Selatan 3,1%. "Ini antara lain akibat perang Rusia-Ukraina, gelombang varian Omicron, dan disrupsi supply chain," urainya.
Sri mewaspadai downside risks yang semakin dominan, yang berasal dari perang Rusia-Ukraina yang masih memanas, tekanan inflasi yang tinggi, disrupsi rantai pasok, dan perlambatan ekonomi China.
"Ekspansi manufaktur global juga masih berlanjut, namun masih sedikit melambat pada bulan April 2022,” ungkapnya.
“Perlambatan ini disebabkan oleh berbagai tantangan global, seperti restriksi Covid-19 ketat di China, tensi geopolitik, disrupsi supply chain, dan kenaikan tekanan inflasi," imbuh Menkeu.
Sementara itu, sambung dia, laju ekonomi manufaktur Indonesia menguat ke 51,9. "Ini seiring kondisi ekonomi domestik yang membaik," tutup Sri.
Vaksinasi menjadi instrumen utama transisi dari pandemi ke endemi. Kendati demikian, laju pemulihan ekonomi menghadapi tantangan dari eskalasi berbagai risiko.
"Beberapa negara menunjukkan tanda perlambatan kinerja ekonomi yang terlihat dari realisasi pertumbuhan ekonomi dan aktivitas manufaktur," ujarnya dalam konferensi pers APBN KITA di Jakarta, Senin (23/5/2022).
Dia menyebutkan, pada kuartal I/2022, sebagian besar negara masih mempertahankan pertumbuhan ekonomi positif namun sebagian dalam tren melambat.
Contohnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di 5,0% pada kuartal I/2022, sementara beberapa negara maju seperti China tumbuh 4,8%, Amerika Serikat (AS) 3,6%, Jerman 3,7%, Korea Selatan 3,1%. "Ini antara lain akibat perang Rusia-Ukraina, gelombang varian Omicron, dan disrupsi supply chain," urainya.
Sri mewaspadai downside risks yang semakin dominan, yang berasal dari perang Rusia-Ukraina yang masih memanas, tekanan inflasi yang tinggi, disrupsi rantai pasok, dan perlambatan ekonomi China.
Baca Juga
"Ekspansi manufaktur global juga masih berlanjut, namun masih sedikit melambat pada bulan April 2022,” ungkapnya.
“Perlambatan ini disebabkan oleh berbagai tantangan global, seperti restriksi Covid-19 ketat di China, tensi geopolitik, disrupsi supply chain, dan kenaikan tekanan inflasi," imbuh Menkeu.
Sementara itu, sambung dia, laju ekonomi manufaktur Indonesia menguat ke 51,9. "Ini seiring kondisi ekonomi domestik yang membaik," tutup Sri.
(ind)
tulis komentar anda