Inflasi hingga Suku Bunga Tinggi, IMF Memperingatkan Ancaman Resesi Menghantui
Senin, 23 Mei 2022 - 20:04 WIB
Sekelompok badan pembangunan internasional termasuk IMF dan Bank Dunia minggu ini meluncurkan rencana besar untuk mencoba dan mengatasi kerawanan pangan di seluruh dunia.
Hal itu dipelopori oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen, yang mengatakan perlu dilakukan karena: "Ada risiko yang sangat nyata bahwa melonjaknya harga pangan global dan pupuk akan mengakibatkan lebih banyak orang kelaparan."
Georgieva mengatakan, meskipun ada banyak makanan, namun tidak didistribusikan secara merata. Solusi katanya, adalah menanam lebih banyak tanaman jika memungkinkan tetapi juga fokus pada produktivitas pertanian, "tidak hanya karena perang, tetapi karena perubahan iklim".
"Perdagangan perlu dibiarkan terbuka, kita seharusnya tidak memiliki situasi di mana negara-negara menyimpan pada makanan lebih banyak dari yang mereka butuhkan dan menciptakan hambatan (Proteksi) untuk memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain."
Sebelumnya India sebagai produsen gandum terbesar kedua di dunia, tetapi telah melarang ekspor, sama seperti negara-negara lain yang beralasan untuk menutupi beberapa kekurangan dari ketidakmampuan Ukraina untuk mengirimkan produknya.
"Saya benar-benar akan meminta mereka untuk mempertimbangkan kembali, ini adalah saat yang sulit bagi dunia," kata Georgieva.
"Saya mengerti mereka perlu memberi makan rakyatnyta. Mereka memiliki 1,4 miliar dari mereka, tetapi mari kita semua bertindak secara kolaboratif karena hanya jika Anda melakukan kita memiliki kesempatan untuk mengatasi krisis ini," tegasnya.
Hal itu dipelopori oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen, yang mengatakan perlu dilakukan karena: "Ada risiko yang sangat nyata bahwa melonjaknya harga pangan global dan pupuk akan mengakibatkan lebih banyak orang kelaparan."
Georgieva mengatakan, meskipun ada banyak makanan, namun tidak didistribusikan secara merata. Solusi katanya, adalah menanam lebih banyak tanaman jika memungkinkan tetapi juga fokus pada produktivitas pertanian, "tidak hanya karena perang, tetapi karena perubahan iklim".
"Perdagangan perlu dibiarkan terbuka, kita seharusnya tidak memiliki situasi di mana negara-negara menyimpan pada makanan lebih banyak dari yang mereka butuhkan dan menciptakan hambatan (Proteksi) untuk memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain."
Sebelumnya India sebagai produsen gandum terbesar kedua di dunia, tetapi telah melarang ekspor, sama seperti negara-negara lain yang beralasan untuk menutupi beberapa kekurangan dari ketidakmampuan Ukraina untuk mengirimkan produknya.
"Saya benar-benar akan meminta mereka untuk mempertimbangkan kembali, ini adalah saat yang sulit bagi dunia," kata Georgieva.
"Saya mengerti mereka perlu memberi makan rakyatnyta. Mereka memiliki 1,4 miliar dari mereka, tetapi mari kita semua bertindak secara kolaboratif karena hanya jika Anda melakukan kita memiliki kesempatan untuk mengatasi krisis ini," tegasnya.
(akr)
tulis komentar anda