Siapakah Perdana Menteri yang Telepon Jokowi Malam-malam Soal Minyak Goreng? Ini Jawabannya?
Selasa, 14 Juni 2022 - 16:35 WIB
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januar-Maret 2022, ada beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor CPO terbesar Indonesia. Negara-negara di antaranya adalah:
1. India
India mengimpor CPO sebesar USD270 juta pada Januari 2022 dan naik menjadi USD315 juta pada Februari 2022. Total nilai ekspor CPO dan turunannya ke India tembus USD997,4 juta. India memang terkenal sebagai negara terbesar importir CPO Indonesia. Sistem pemerintahannya adalah parlementer yang menjadikan perdana menteri menguasai kabinet. Saat ini Narendra Modi menjabat sebagai perdana menteri India.
2. Pakistan
Negara tetangga India ini juga menjadi pengimpor CPO Indonesia terbesar. Untuk periode yang sama, nilainya mencapai USD745 juta. Pakistan kepala pemerintahannya dipimpin oleh Perdana Menteri Shehbaz Sharif.
Selain India dan Pakistan ada beberapa negara lain yang mengimpor CPO dalam jumlah besar, yaitu Amerika Serikat, Malaysia, Bangladesh, China, Rusia, Sepanyol, Mesir, dan Filipina. Amerika, Rusia, China, Mesir, dan Filipina harus kita coret karena kepala pemerintahannya dipegang oleh presiden.
Malaysia juga dicoret karena mereka merupakan negara penghasil CPO terbesar kedua setelah Indonesia, meski pemerintahannya dipegang oleh perdana menteri. Begitu pula dengan Sepanyol karena konsumsi CPO di sana terbilang kecil.
Bagaimana dengan Bangladesh? Bangladesh menjadi negara tujuan ekspor terbesar kelima sejak Januari hingga Maret 2022 dengan nilai USD366,8 juta. Meski pemerintahannya dipimpin perdana menteri, saat ini kondisi Bangladesh memang tengah terjadi krisis ekonomi, politik, dan juga sosial. Mengutip pernyataan Jokowi bahwa jika minyak goreng tak dikirim akan sekali akan menimbulkan krisis sosial, ekonomi, dan politik, tampaknya Bangladesh juga harus dicoret. Pasalnya, semua itu sudah terjadi di Bangladesh.
Jadi tinggal dua negara yang perdana menterinya menelepon Jokowi, yaitu India dan Pakistan. Kedua negara itu saat ini sama-sama menghadapi permasalahan minyak goreng.
Dikutip dari thefinancialexpress.com, Pemerintah Pakistan telah menaikkan harga minyak goreng menjadi Rp43.371 per liter, level tertinggi sepanjang masa. Pasokan minyak goreng di Pakistan memang terancam krisis. Meskipun Indonesia telah membuka keran ekspor minyak sawit pada 23 Mei, namun tidak ada satu kapal pun yang dimuat di laut lepas atau di pelabuhan Indonesia untuk pengiriman ke Pakistan. Sekitar 87 persen total impor minyak sawit Pakistan berasal dari Indonesia, dan sisanya dipenuhi dari Malaysia.
1. India
India mengimpor CPO sebesar USD270 juta pada Januari 2022 dan naik menjadi USD315 juta pada Februari 2022. Total nilai ekspor CPO dan turunannya ke India tembus USD997,4 juta. India memang terkenal sebagai negara terbesar importir CPO Indonesia. Sistem pemerintahannya adalah parlementer yang menjadikan perdana menteri menguasai kabinet. Saat ini Narendra Modi menjabat sebagai perdana menteri India.
2. Pakistan
Negara tetangga India ini juga menjadi pengimpor CPO Indonesia terbesar. Untuk periode yang sama, nilainya mencapai USD745 juta. Pakistan kepala pemerintahannya dipimpin oleh Perdana Menteri Shehbaz Sharif.
Selain India dan Pakistan ada beberapa negara lain yang mengimpor CPO dalam jumlah besar, yaitu Amerika Serikat, Malaysia, Bangladesh, China, Rusia, Sepanyol, Mesir, dan Filipina. Amerika, Rusia, China, Mesir, dan Filipina harus kita coret karena kepala pemerintahannya dipegang oleh presiden.
Malaysia juga dicoret karena mereka merupakan negara penghasil CPO terbesar kedua setelah Indonesia, meski pemerintahannya dipegang oleh perdana menteri. Begitu pula dengan Sepanyol karena konsumsi CPO di sana terbilang kecil.
Bagaimana dengan Bangladesh? Bangladesh menjadi negara tujuan ekspor terbesar kelima sejak Januari hingga Maret 2022 dengan nilai USD366,8 juta. Meski pemerintahannya dipimpin perdana menteri, saat ini kondisi Bangladesh memang tengah terjadi krisis ekonomi, politik, dan juga sosial. Mengutip pernyataan Jokowi bahwa jika minyak goreng tak dikirim akan sekali akan menimbulkan krisis sosial, ekonomi, dan politik, tampaknya Bangladesh juga harus dicoret. Pasalnya, semua itu sudah terjadi di Bangladesh.
Jadi tinggal dua negara yang perdana menterinya menelepon Jokowi, yaitu India dan Pakistan. Kedua negara itu saat ini sama-sama menghadapi permasalahan minyak goreng.
Dikutip dari thefinancialexpress.com, Pemerintah Pakistan telah menaikkan harga minyak goreng menjadi Rp43.371 per liter, level tertinggi sepanjang masa. Pasokan minyak goreng di Pakistan memang terancam krisis. Meskipun Indonesia telah membuka keran ekspor minyak sawit pada 23 Mei, namun tidak ada satu kapal pun yang dimuat di laut lepas atau di pelabuhan Indonesia untuk pengiriman ke Pakistan. Sekitar 87 persen total impor minyak sawit Pakistan berasal dari Indonesia, dan sisanya dipenuhi dari Malaysia.
tulis komentar anda