Pengurangan Pasokan Gas Rusia Makin Besar, Pembeli Teratas Eropa Tercekik

Kamis, 16 Juni 2022 - 13:45 WIB
Perusahaan yang berbasis di Dusseldorf itu mengatakan sejauh ini pihaknya telah mampu mengganti volume yang hilang dengan gas alam dari sumber lain. Seorang juru bicara perusahaan menerangkan, masih terlalu dini untuk mengatakan seberapa besar pengurangan akan berdampak pada keuangan mereka.



Gazprom menyalahkan masalah teknis dengan turbin yang diproduksi oleh Siemens Energy AG yang sangat penting untuk berfungsinya pipa. Sedangkan Siemens mengutarakan, pada hari Selasa bahwa satu turbin yang telah dikirim untuk perbaikan terdampar di Kanada karena sanksi Ottawa yang melarang layanan teknis untuk industri minyak dan gas Rusia.

Sementara itu Wakil Menteri Ekonomi, Oliver Krischer mengungkapkan, pembatasan itu dikaitkan dengan bailout Jerman senilai 10 miliar euro (USD10,4 miliar) dari bekas unit Gazprom yang sekarang berada di bawah kendali regulator energi negara itu.

"Hubungan antara dua masalah itu tidak dapat dikesampingkan, yang satu bisa menjadi reaksi terhadap yang lain," kata Krischer kepada majelis komite perlindungan iklim dan energi parlemen.

Potongan Italia

Rusia juga membatasi pasokan gas ke Italia, meski negara itu setuju untuk membayar gas di bawah ketentuan pembayaran baru yang diberlakukan oleh Kremlin. Eni SpA mengatakan bahwa Gazprom memberi tahu raksasa energi Italia itu bahwa mereka akan mengekang pasokan sekitar 15%.

Perusahaan yang berbasis di St. Petersburg itu tidak memberikan alasan untuk pemotongan tersebut. "Italia bisa merasa dirugikan karena menerima aliran yang berkurang sebagai salah satu sekutu 'ramah' untuk membayar gas Rusia dalam rubel dan bukan pada rute langsung Nord Stream," kata Tim Partridge, kepala perdagangan energi di DB Group Europe.

Hilangnya pasokan Rusia bertepatan dengan penurunan kapasitas Amerika Serikat untuk mengirimkan gas alam cair ke wilayah tersebut setelah terminal ekspor utama di Texas rusak..

Operator fasilitas ekspor LNG Freeport di Texas menjelaskan, kemungkinan diperlukan waktu 90 hari bagi pabrik untuk kembali online sebagian, jauh lebih lama dari proyeksi sebelumnya minimal tiga minggu. Kapasitas penuh diperkirakan tidak akan tersedia hingga akhir 2022.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More