Unicorn Bukan Jaminan Selamat dari Krisis

Kamis, 25 Juni 2020 - 06:49 WIB
Terkait upaya efisiensi yang dilakukan Gojek, peneliti Indef, Bhima Yudhistira, mengungkapkan bahwa perusahaan seperti Gojek tetap harus mempertimbangkan model bisnis yang berkelanjutan. “Era bakar uang pasti segera berakhir karena startup terus memberikan promosi dan diskon, sementara permintaan tidak naik,” kata Bhima. (Baca juga: Iran Ajukan Satu Syarat untuk Berdialog dengan AS)

Dia menambahkan, PHK di perusahaan startup mengindikasikan bahwa secara umum hal tersebut terjadi karena adanya tekanan pada seluruh sektor bisnis, baik konvensional maupun digital akibat pandemi Covid-19. “Awalnya di sektor pariwisata, lalu sektor industri manufaktur. Ternyata startup juga mengalami tekanan hebat. Tidak ada jaminan status unicorn bisa selamat dari krisis,” ujar Bhima.

Selain Gojek, perusahaan transportasi online lain, Grab, juga mengumumkan PHK terhadap 360 karyawannya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. PHK tersebut merupakan imbas dari pandemi virus corona. Selain memecat karyawan, Grab Inc juga berencana menghentikan sejumlah proyek untuk menyelamatkan perusahaan dari tekanan wabah Covid-19.

“Sejak Februari 2020 perusahaan telah melihat dampak nyata dari pandemi Covid-19 terhadap bisnis perusahaan,” kata CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan dalam suratnya kepada karyawan seperti dikutip Okezone.com pekan lalu.

Di sektor e-commerce, badai PHK juga pernah menimpa Bukalapak pada September 2019. Saat itu, sekitar 100 karyawan terpaksa dirumahkan sebagai bagian dari efisiensi perusahaan. Menurut perusahaan yang sudah termasuk kategori unicorn itu, pengurangan karyawan tersebut dilakukannya untuk kepentingan bisnis dalam upaya menjadi perusahaan yang terus tumbuh dan menciptakan dampak positif untuk Indonesia. "Karena itu, kami perlu melakukan penyelarasan secara internal untuk menerapkan strategi bisnis jangka panjang kami serta menentukan arah selanjutnya," ucap manajemen Bukalapak saat itu.

Wajib Efisiensi

Pakar manajemen dari PPM School of Management Wahyu Tri Setyobudi mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 semua sektor industri terkena dampak. Tak terkecuali industri digital aplikasi seperti GoJek yang baru saja mengumumkan pemangkasan ratusan karyawan.

Menurut Wahyu, jika satu sektor industri tertekan, maka industri lain yang terkait juga akan tertekan. Karena itu, solusi paling rasional adalah bagaimana mengambil keuntungan pada situasi pandemi Covid-19.

“Secara rasional, perusahaan akan bertindak seefisien mungkin sebab tidak bisa dipungkiri, situasi pandemi Covid-19 menyebabkan daya beli masyarakat menurun,” ungkapnya kepada SINDO Media di Jakarta, Rabu (24/6/2020). (Baca juga: Polda Jatim Napak Tilas di Pusat Kerajaan Majapahit)

Kendati begitu, pandemi merupakan sesuatu yang berbatas atau memiliki batas waktu sehingga perusahaan akan mencari cara untuk bertahan pada kondisi membaik.

“Karakter pandemi itu ada batas waktu. Sepanjang apa pun, sifatnya akan selesai, bisa dalam waktu jangka pendek atau jangka panjang. Sekarang strategi perusahaan adalah bagaimana menyesuaikan diri pada masa pandemi ini,” ucapnya.

Menurutnya, yang pasti dilakukan setiap perusahaan atau industri adalah melakukan hibernasi atau mencari cara agar hidup lebih panjang dengan mengefisienkan energi. (Lihat videonya: Heboh! Pemuda di Lombok Nikahi Dua Gadis Sekaligus)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More