Kementan Berbagi Kiat Cerdas Beternak Sapi di Tengah PMK
Minggu, 03 Juli 2022 - 20:46 WIB
Di awali sambutan dari Budi Santoso, selaku Kepala SMK PP N Banjarbaru, menyampaikan, “Saat ini Indonesia sedang dilanda wabah PMK, yang update terakhir ada 19 Provinsi. Jadi kita mengambil tema ini untuk membantu peternak dan melaksanakan dukungan terhadap penanganan wabah ini,” ujarnya.
Dalam pembukaan MAF ini Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi memberikan arahan, “Kita sekarang dalam kondisi krisis pangan global, karena bangsa yang maju harus bisa mencukupi pangan bagi rakyatnya,” terangnya.
(Baca juga:Kementan Gelar Pelatihan Cegah PMK Hewan Ternak)
Wabah PMK ini tidak lepas dari adanya climate change, akibatnya ada peningkatan PMK di negara Asia, termasuk Indonesia, yang dulunya bebas dari PMK. “Kehati-hatian kita terhadap PMK ini harus terus ditingkatkan, karena dari info bahwa PMK sudah masuk Kalimantan Selatan. Jadi mari para petani milenial, P4S, dinas terkait, Poktan, dan Gapoktan ikut menjaga ternak masing-masing,karena PMK ini bisa menyebar lewat udara dan jangan ada pergerakan ternak dari wilayah yang sudah terkena,” papar Dedi Nursyamsi.
Dedi menambahkan stok daging jangan sampai tidak tersedia apalagi dengan model integrasi sawit dan sapi yang bisa dikembangkan di Kalimantan Selatan. Karena ini sangat menguntungkan apalagi dengan diadakan MAF ini terkait integrasi sawit dan sapi.
Peserta MAF kali ini mendapatkan materi dari dua narasumber. Di antaranya drh. Suparmi selaku Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel. Di kesempatan ini Suparmi menjelaskan Kalsel sudah termasuk kena PMK, namun masih di bawah zona merah (ringan). Sehingga Kalsel tentunya melakukan berbagai upaya termasuk dengan Kementan.
Selain itu Kalsel sekarang hanya menyetok sapi dari daerah yang belum terkena PMK. Selain itu daging ternak yang terkena PMK masih bisa di komsumsi dengan penanganan tertentu dan ternak yang terkena bisa diobati, salah satunya vaksin dari Kementan.
Narasumber kedua yaitu Wahyu Darsono, selaku Direktur PT.Simbiosis Karya Agroindustri atau SISKA, Kalimantan Selatan, yang bergerak pada peternakan sapi. Di mana PT. Siska sudah bergerak dalam integrasi sapi dan sawit, yang merupakan model usaha pertanian yang menguntungkan, karena di Kalsel kebutuhan daging sapi.
Maka melalui kesempatan MAF ini, mengajak petani milenial bisa mencobanya. Di mana salah satunya bisa ikut menjadi peserta pemagangan dalam Program Yess dari Kementan, untuk tahap pengenalan awal.
Dalam pembukaan MAF ini Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi memberikan arahan, “Kita sekarang dalam kondisi krisis pangan global, karena bangsa yang maju harus bisa mencukupi pangan bagi rakyatnya,” terangnya.
(Baca juga:Kementan Gelar Pelatihan Cegah PMK Hewan Ternak)
Wabah PMK ini tidak lepas dari adanya climate change, akibatnya ada peningkatan PMK di negara Asia, termasuk Indonesia, yang dulunya bebas dari PMK. “Kehati-hatian kita terhadap PMK ini harus terus ditingkatkan, karena dari info bahwa PMK sudah masuk Kalimantan Selatan. Jadi mari para petani milenial, P4S, dinas terkait, Poktan, dan Gapoktan ikut menjaga ternak masing-masing,karena PMK ini bisa menyebar lewat udara dan jangan ada pergerakan ternak dari wilayah yang sudah terkena,” papar Dedi Nursyamsi.
Dedi menambahkan stok daging jangan sampai tidak tersedia apalagi dengan model integrasi sawit dan sapi yang bisa dikembangkan di Kalimantan Selatan. Karena ini sangat menguntungkan apalagi dengan diadakan MAF ini terkait integrasi sawit dan sapi.
Peserta MAF kali ini mendapatkan materi dari dua narasumber. Di antaranya drh. Suparmi selaku Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel. Di kesempatan ini Suparmi menjelaskan Kalsel sudah termasuk kena PMK, namun masih di bawah zona merah (ringan). Sehingga Kalsel tentunya melakukan berbagai upaya termasuk dengan Kementan.
Selain itu Kalsel sekarang hanya menyetok sapi dari daerah yang belum terkena PMK. Selain itu daging ternak yang terkena PMK masih bisa di komsumsi dengan penanganan tertentu dan ternak yang terkena bisa diobati, salah satunya vaksin dari Kementan.
Narasumber kedua yaitu Wahyu Darsono, selaku Direktur PT.Simbiosis Karya Agroindustri atau SISKA, Kalimantan Selatan, yang bergerak pada peternakan sapi. Di mana PT. Siska sudah bergerak dalam integrasi sapi dan sawit, yang merupakan model usaha pertanian yang menguntungkan, karena di Kalsel kebutuhan daging sapi.
Maka melalui kesempatan MAF ini, mengajak petani milenial bisa mencobanya. Di mana salah satunya bisa ikut menjadi peserta pemagangan dalam Program Yess dari Kementan, untuk tahap pengenalan awal.
(dar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda