Startup Dorong Generasi Milenial Jadi Eksportir Minyak Sawit
Senin, 04 Juli 2022 - 19:00 WIB
JAKARTA - Ekspor sawit saat ini bisa diandalkan oleh generasi muda atau milenial dengan kemajuan teknologi. Melalui startup, generasi muda dapat merambah pasar global untuk mengekspor ekspor minyak sawit dan turunannya.
"Dulu, ekspor memang hanya bisa dijajaki oleh perusahaan besar. Tapi dengan digital, teman-teman [start-up] bisa punya peluang yang sama untuk mengakses pasar global," ujar Ketua Bidang Komunikasi GAPKI, Tofan Mahdi, dalam gelar wicara Generasi Sawit bertajuk Sawit Komoditas Ekspor Strategis & Peluang Startup dalam Ekspor Sawit dan Turunannya di kutip, Senin (4/7/2022).
Tofan menjelaskan, sektor sawit memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Salah satu pertimbangannya adalah permintaan pasar global yang besar terhadap komoditas sawit.
Tofan kemudian menyarankan agar para pelaku perusahaan rintisan untuk menyasar akses pasar kecil, yakni negara-negara yang membutuhkan pasokan produk sawit namun belum terjangkau oleh swasta dan pemerintah.
"Cari peluang-peluang yang mikro atau individual, itu belum tergarap. Kalau perusahaan besar tidak bisa masuk ke situ, mestinya teman-teman skala UMKM bisa masuk," kata Tofan.
Seperti diketahui, sawit merupakan sumber devisa ekspor terbesar bagi Indonesia. Terbukti dalam kondisi pandemi Covid-19 di tahun 2021, data GAPKI mencatat, komoditas sawit mampu menyumbangkan devisa ekspor senilai USD35 miliar atau lebih dari Rp500 triliun.
Selain itu, bahwa potensi ekspor minyak sawit tidak hanya terbuka untuk produk utama komoditas tersebut yang berupa minyak, tetapi sangat luas dalam bentuk produk turunannya. Bahkan menariknya, limbah kering yang berupa tandan kosong kelapa sawit dan cangkang atau bungkil sawit serta limbah cair kelapa sawit memiliki nilai guna dan ekonomis yang sangat tinggi.
CEO & Founder ekspor.id Choirul Amin mengatakan bahwa sawit bukan merupakan komoditi yang rumit untuk diekspor. Beberapa hal umum yang perlu dipersiapkan di antaranya hanya COA, kemudian masuk ke laboratorium untuk pengecekan produk, lalu mengajukan dan memenuhi persyaratan ekspor ke Kementerian Perdagangan.
"Dulu, ekspor memang hanya bisa dijajaki oleh perusahaan besar. Tapi dengan digital, teman-teman [start-up] bisa punya peluang yang sama untuk mengakses pasar global," ujar Ketua Bidang Komunikasi GAPKI, Tofan Mahdi, dalam gelar wicara Generasi Sawit bertajuk Sawit Komoditas Ekspor Strategis & Peluang Startup dalam Ekspor Sawit dan Turunannya di kutip, Senin (4/7/2022).
Tofan menjelaskan, sektor sawit memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Salah satu pertimbangannya adalah permintaan pasar global yang besar terhadap komoditas sawit.
Tofan kemudian menyarankan agar para pelaku perusahaan rintisan untuk menyasar akses pasar kecil, yakni negara-negara yang membutuhkan pasokan produk sawit namun belum terjangkau oleh swasta dan pemerintah.
"Cari peluang-peluang yang mikro atau individual, itu belum tergarap. Kalau perusahaan besar tidak bisa masuk ke situ, mestinya teman-teman skala UMKM bisa masuk," kata Tofan.
Seperti diketahui, sawit merupakan sumber devisa ekspor terbesar bagi Indonesia. Terbukti dalam kondisi pandemi Covid-19 di tahun 2021, data GAPKI mencatat, komoditas sawit mampu menyumbangkan devisa ekspor senilai USD35 miliar atau lebih dari Rp500 triliun.
Selain itu, bahwa potensi ekspor minyak sawit tidak hanya terbuka untuk produk utama komoditas tersebut yang berupa minyak, tetapi sangat luas dalam bentuk produk turunannya. Bahkan menariknya, limbah kering yang berupa tandan kosong kelapa sawit dan cangkang atau bungkil sawit serta limbah cair kelapa sawit memiliki nilai guna dan ekonomis yang sangat tinggi.
CEO & Founder ekspor.id Choirul Amin mengatakan bahwa sawit bukan merupakan komoditi yang rumit untuk diekspor. Beberapa hal umum yang perlu dipersiapkan di antaranya hanya COA, kemudian masuk ke laboratorium untuk pengecekan produk, lalu mengajukan dan memenuhi persyaratan ekspor ke Kementerian Perdagangan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda