Industri Keuangan Non-Bank Tumbuh Positif, Pinjol Paling Mengesankan
Senin, 11 Juli 2022 - 22:40 WIB
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) menyampaikan bahwa kinerja sektor industri keuangan non-bank (IKNB) dalam lima tahun terakhir terpantau baik. Meskipun pandemi Covid-19 memengaruhi pertumbuhan ekonomi global termasuk di Indonesia, aset IKNB tumbuh positif khususnya pembiayaan pada fintech peer-to-peer lending ( pinjol ).
Menurut laporan OJK, Senin (11/7/2022), hingga Mei 2022, pinjol semakin diminati sebagai sumber untuk memperoleh pendanaan. Sejak 2018, total pertumbuhannya mencapai 697%.
"Pada Mei 2022, pembiayaan melalui fintech lending mencapai Rp40 triliun," tulis OJK.
Sementara itu, piutang pembiayaan menunjukkan tren pemulihan pasca-pandemi. Pada Mei 2022, piutang pembiayaan tercatat tumbuh 4,5% yoy mencapai Rp379 triliun.
Sementara jumlah penghimpunan premi asuransi jiwa, umum dan reasuransi selama periode 2017 - Mei 2022 stabil, meski sempat terkontraksi di masa pandemi. Pada periode Mei 2022, total perhimpunan premi asuransi mencapai Rp126,74 triliun dengan rincian masing-masing asuransi jiwa Rp78,23 triliun serta asuransi umum dan reasuransi sebesar Rp48,51 triliun.
Profil risiko IKNB pada Mei 2022 tetap terjaga dengan rasio NPF perusahaan pembiayaan tercatat 2,8%. Sementara itu, industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan RBC yang terjaga 489,15% dan 322,36%, jauh di atas threshold 120%.
Begitu pula pada gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat 1,97 kali atau jauh di bawah batas maksimum 10 kali. Ke depan, OJK terus memperkuat kerja pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan dan senantiasa berkoordinasi dengan para stakeholder dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan khususnya dalam mengantisipasi peningkatan risiko eksternal.
Menurut laporan OJK, Senin (11/7/2022), hingga Mei 2022, pinjol semakin diminati sebagai sumber untuk memperoleh pendanaan. Sejak 2018, total pertumbuhannya mencapai 697%.
"Pada Mei 2022, pembiayaan melalui fintech lending mencapai Rp40 triliun," tulis OJK.
Sementara itu, piutang pembiayaan menunjukkan tren pemulihan pasca-pandemi. Pada Mei 2022, piutang pembiayaan tercatat tumbuh 4,5% yoy mencapai Rp379 triliun.
Sementara jumlah penghimpunan premi asuransi jiwa, umum dan reasuransi selama periode 2017 - Mei 2022 stabil, meski sempat terkontraksi di masa pandemi. Pada periode Mei 2022, total perhimpunan premi asuransi mencapai Rp126,74 triliun dengan rincian masing-masing asuransi jiwa Rp78,23 triliun serta asuransi umum dan reasuransi sebesar Rp48,51 triliun.
Profil risiko IKNB pada Mei 2022 tetap terjaga dengan rasio NPF perusahaan pembiayaan tercatat 2,8%. Sementara itu, industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan RBC yang terjaga 489,15% dan 322,36%, jauh di atas threshold 120%.
Begitu pula pada gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat 1,97 kali atau jauh di bawah batas maksimum 10 kali. Ke depan, OJK terus memperkuat kerja pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan dan senantiasa berkoordinasi dengan para stakeholder dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan khususnya dalam mengantisipasi peningkatan risiko eksternal.
(uka)
tulis komentar anda