Sentimen Inflasi Jadi Penggerak IHSG Hari Ini, Menu Saham MNC Asset Bisa Jadi Pilihan
Kamis, 14 Juli 2022 - 08:26 WIB
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diprediksi masih sulit menguat imbas beberapa sentimen negatif pada sepanjang perdagangan. IHSG berpotensi bergerak di rentang 6.576 - 6.700.
Analis pasar modal dari MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan, IHSG masih dibayangi tekanan jual menyusul jatuhnya indeks Dow Jones Wall Street dan naiknya inflasi AS.
"Tekanan jual nampaknya masih betah bercokol di Market Indonesia alias IHSG masih sulit move on dari kejatuhan hari ini menyusul Indeks DJIA kembali turun, seiring kembali naiknya inflasi AS bulan Juni sebesar 9,1%," ungkap Edwin dalam risetnya, Kamis (14/7/2022).
Naiknya inflasi AS menjadi yang tertinggi selama 40 tahun terakhir, sementara core inflation AS (tidak memasukkan komponen Food dan Energy) tumbuh sebesar 5,9% (di atas konsensus ekonom sebesar 5,7%).
"Kembali naiknya Inflasi AS tertinggi dalam 4 dekade terakhir semakin memperkuat dugaan bahwa The Fed berpotensi menaikkan suku bunganya (FFR) sebesar 75 bps dalam pertemuan The Fed bulan Juli ini," jelas Edwin.
Disisi lain, sentimen negatif lainnya datang dari kembali turunnya harga beberapa komoditas seperti: Coal -2.18%, CPO turun tajam di hari ke 2 sebesar -8.68%, Timah -2.62% dan Nikel turun di hari ke 2 sebesar -1.44% ditengah kejatuhan EIDO sebesar -1.33%.
Saham rekomendasi Buy: ITMG, UNTR, ADRO, CPIN, TBIG, UNVR, PTBA, KLBF. Saham rekomendasi Sell: AALI, LSIP.
Analis pasar modal dari MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan, IHSG masih dibayangi tekanan jual menyusul jatuhnya indeks Dow Jones Wall Street dan naiknya inflasi AS.
"Tekanan jual nampaknya masih betah bercokol di Market Indonesia alias IHSG masih sulit move on dari kejatuhan hari ini menyusul Indeks DJIA kembali turun, seiring kembali naiknya inflasi AS bulan Juni sebesar 9,1%," ungkap Edwin dalam risetnya, Kamis (14/7/2022).
Baca Juga
Naiknya inflasi AS menjadi yang tertinggi selama 40 tahun terakhir, sementara core inflation AS (tidak memasukkan komponen Food dan Energy) tumbuh sebesar 5,9% (di atas konsensus ekonom sebesar 5,7%).
"Kembali naiknya Inflasi AS tertinggi dalam 4 dekade terakhir semakin memperkuat dugaan bahwa The Fed berpotensi menaikkan suku bunganya (FFR) sebesar 75 bps dalam pertemuan The Fed bulan Juli ini," jelas Edwin.
Disisi lain, sentimen negatif lainnya datang dari kembali turunnya harga beberapa komoditas seperti: Coal -2.18%, CPO turun tajam di hari ke 2 sebesar -8.68%, Timah -2.62% dan Nikel turun di hari ke 2 sebesar -1.44% ditengah kejatuhan EIDO sebesar -1.33%.
Saham rekomendasi Buy: ITMG, UNTR, ADRO, CPIN, TBIG, UNVR, PTBA, KLBF. Saham rekomendasi Sell: AALI, LSIP.
tulis komentar anda