Lonjakan Kasus Covid-19 Menekan Rupiah ke Rp14.226 per USD
Senin, 29 Juni 2020 - 10:17 WIB
JAKARTA - Lonjakan kasus virus corona (Covid-19) membuat kurs rupiah tertekan dihadapan dolar Amerika Serikat pada Senin (29/6/2020). Nilai tukar upiah di pasar spot, data Bloomberg tertekan 6 poin atau 0,05% ke Rp14.226 per USD, dibanding Jumat pekan lalu di Rp14.220 per USD.
Rupiah dan dolar Taiwan sama-sama terkilir 0,05% saat mata uang Asia lainnya menguat. Peso Filipina memimpin penguatan 0,18%, ringgit Malaysia naik 0,10%, baht Thailand dan won Korea Selatan menguat 0,05%. Adapun yen Jepang positif 0,03%.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok kurs tengah rupiah hari ini di Rp14.239 per USD, terdepresiasi 8 poin dari level Rp14.231 per USD pada Jumat pekan lalu.
Lonjakan kasus Covid-19 asal China membuat investor khawatir bahwa pemulihan ekonomi global akan kembali terjungkal. Sehingga pasar memilih dolar AS sebagai aset safe haven.
Kenaikan signifikan kasus Covid-19 di AS membiat negara bagian Texas dan Florida kembali melakukan lockdown, dan akan diikuti oleh negara bagian California dan Washington.
"Diberlakukannya kembali lockdown di beberapa negara bagian AS membuat dolar menguat. Lockdown adalah indikator kuncinya," ujar analis valuta asing dari Commonwealth Bank of Australia, Joe Capurso kepada Reuters.
Alhasil, indeks dolar AS stabil tidak jauh dari level puncak empat minggu, yang hari Senin ini berada di level 97,466.
Rupiah dan dolar Taiwan sama-sama terkilir 0,05% saat mata uang Asia lainnya menguat. Peso Filipina memimpin penguatan 0,18%, ringgit Malaysia naik 0,10%, baht Thailand dan won Korea Selatan menguat 0,05%. Adapun yen Jepang positif 0,03%.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok kurs tengah rupiah hari ini di Rp14.239 per USD, terdepresiasi 8 poin dari level Rp14.231 per USD pada Jumat pekan lalu.
Lonjakan kasus Covid-19 asal China membuat investor khawatir bahwa pemulihan ekonomi global akan kembali terjungkal. Sehingga pasar memilih dolar AS sebagai aset safe haven.
Kenaikan signifikan kasus Covid-19 di AS membiat negara bagian Texas dan Florida kembali melakukan lockdown, dan akan diikuti oleh negara bagian California dan Washington.
"Diberlakukannya kembali lockdown di beberapa negara bagian AS membuat dolar menguat. Lockdown adalah indikator kuncinya," ujar analis valuta asing dari Commonwealth Bank of Australia, Joe Capurso kepada Reuters.
Alhasil, indeks dolar AS stabil tidak jauh dari level puncak empat minggu, yang hari Senin ini berada di level 97,466.
(bon)
tulis komentar anda