Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5,8% di 2022, Ini Catatan Penting dari Ekonom
Senin, 08 Agustus 2022 - 13:00 WIB
"Kalau Reform itu tidak dilakukan malah bisa kurang dari 5%, ini harus dipertimbangkan seperti semacam godaan untuk proyek besar yang belum prioritas, memang menyangkut beberapa pihak," kata Didin.
Karena anggaran tersebut sebenarnya bisa dialokasikan untuk keperluan lain misalnya untuk menguatkan daya beli masyarakat, yang mana terbukti menjadi sektor penyumbang dalam pertumbuhan ekonomi.
"Ini bisa mengganggu kinerja pertumbuhan ekonomi," lanjutnya.
Selanjutnya menurut Didin pemerintah juga harus mampu memitigasi ketika misal terjadi penurunan harga komoditas yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian seperti batu bara dan sawit.
"Kemudian selanjutnya adalah Inflasi, akibat dari adanya perang Rusia - Ukraina, ini harus menjadi perhatian karena kita mengimpor bahan pangan," lanjut Didin.
"Belum lagi inflasi impor, terutama pangan dan bahan industri, itu akan bisa memacu inflasi yang tinggi, ini harus bisa diwaspadai dengan strategi yang tepat," pungkasnya.
Karena anggaran tersebut sebenarnya bisa dialokasikan untuk keperluan lain misalnya untuk menguatkan daya beli masyarakat, yang mana terbukti menjadi sektor penyumbang dalam pertumbuhan ekonomi.
"Ini bisa mengganggu kinerja pertumbuhan ekonomi," lanjutnya.
Selanjutnya menurut Didin pemerintah juga harus mampu memitigasi ketika misal terjadi penurunan harga komoditas yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian seperti batu bara dan sawit.
"Kemudian selanjutnya adalah Inflasi, akibat dari adanya perang Rusia - Ukraina, ini harus menjadi perhatian karena kita mengimpor bahan pangan," lanjut Didin.
"Belum lagi inflasi impor, terutama pangan dan bahan industri, itu akan bisa memacu inflasi yang tinggi, ini harus bisa diwaspadai dengan strategi yang tepat," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda