Kemenkop Bikin Kolaborasi untuk Bantu Warung Tradisional
Senin, 29 Juni 2020 - 22:05 WIB
JAKARTA - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM) berkolaborasi dengan UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UKM Center FEB-UI), Coca-Cola (PT Coca-Cola Indonesia dan Coca-Cola Amatil Indonesia), dan QASA melalui "Gerakan Toko BERSAMA".
Gerakan Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju) merupakan upaya membantu toko dan warung tradisional agar dapat bertahan di saat krisis dan terus berkembang setelahnya.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat berat bagi UMKM tidak terkecuali para pelaku usaha mikro seperti toko dan warung kelontong.
Mereka merasakan dampak terhadap penurunan omzet yang disebabkan oleh pembatasan aktivitas masyarakat serta perubahan perilaku konsumen terkait dengan persepsi terhadap praktik kebersihan dan higienitas tempat berbelanja. ( Baca:Menteri Teten Berjuang Agar Warung Kelontong Jangan Sampai Mati )
"Kami memberikan apresiasi kepada Coca-Cola, UKM Center FEB UI, dan QASA atas inisiasi ini sebagai salah satu solusi untuk selain bertahan di saat krisis, juga meningkatkan penghasilan dan kapasitas usaha dari pemilik toko atau warung tradisional untuk bersiap memasuki kenormalan baru diawali dengan menerapkan SOP yang bersih, sehat dan aman," ujar Tetan di Jakarta, Senin (29/6/2020).
Teten melanjutkan, berdasarkan data yang dikumpulkan dari Call Center Kemenkop UKM terdapat 236.980 UMKM terdampak. Permasalahan utama yang dihadapi adalah penjualan atau permintaan menurun, permodalan dan distribusi terhambat, dan sulitnya bahan baku, di mana pedagang eceran merupakan sektor terdampak terbesar kedua sebesar 25,33%.
"Dengan kolaborasi ini diharapkan dapat membangkitkan semangat serta mengembalikan kekuatan pelaku usaha toko atau warung di Tanah Air sebagai tulang punggung perekonomian rakyat," jelasnya.
Managing Director QASA, Joko Wiyono, mengatakan sebagai bentuk kolaborasi, pihaknya akan membentuk peta jalan untuk pengembangan konsorsium sosial gerakan ini. Pada tahap awal akan menjangkau lebih dari 500.000 toko tradisional di Indonesia terkait persiapan menghadapi periode kehidupan normal baru.
Direktur Public Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo, menambahkan, sebagai langkah awal Gerakan Toko Bersama akan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada pemilik toko mengenai standar operasional toko yang bersih, sehat dan aman dalam rangka persiapan kehidupan normal baru melalui distribusi e-book, video yang bisa disebarkan secara gratis.
"Pada tahap berikutnya, Gerakan Toko Bersama akan dilanjutkan dengan implementasi dan aktivasi standar operasional di toko tradisional dan kolaboratif program lainnya dalam mempercepat reaktivasi dan pemulihan UMKM," tandasnya.
Gerakan Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju) merupakan upaya membantu toko dan warung tradisional agar dapat bertahan di saat krisis dan terus berkembang setelahnya.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat berat bagi UMKM tidak terkecuali para pelaku usaha mikro seperti toko dan warung kelontong.
Mereka merasakan dampak terhadap penurunan omzet yang disebabkan oleh pembatasan aktivitas masyarakat serta perubahan perilaku konsumen terkait dengan persepsi terhadap praktik kebersihan dan higienitas tempat berbelanja. ( Baca:Menteri Teten Berjuang Agar Warung Kelontong Jangan Sampai Mati )
"Kami memberikan apresiasi kepada Coca-Cola, UKM Center FEB UI, dan QASA atas inisiasi ini sebagai salah satu solusi untuk selain bertahan di saat krisis, juga meningkatkan penghasilan dan kapasitas usaha dari pemilik toko atau warung tradisional untuk bersiap memasuki kenormalan baru diawali dengan menerapkan SOP yang bersih, sehat dan aman," ujar Tetan di Jakarta, Senin (29/6/2020).
Teten melanjutkan, berdasarkan data yang dikumpulkan dari Call Center Kemenkop UKM terdapat 236.980 UMKM terdampak. Permasalahan utama yang dihadapi adalah penjualan atau permintaan menurun, permodalan dan distribusi terhambat, dan sulitnya bahan baku, di mana pedagang eceran merupakan sektor terdampak terbesar kedua sebesar 25,33%.
"Dengan kolaborasi ini diharapkan dapat membangkitkan semangat serta mengembalikan kekuatan pelaku usaha toko atau warung di Tanah Air sebagai tulang punggung perekonomian rakyat," jelasnya.
Managing Director QASA, Joko Wiyono, mengatakan sebagai bentuk kolaborasi, pihaknya akan membentuk peta jalan untuk pengembangan konsorsium sosial gerakan ini. Pada tahap awal akan menjangkau lebih dari 500.000 toko tradisional di Indonesia terkait persiapan menghadapi periode kehidupan normal baru.
Direktur Public Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo, menambahkan, sebagai langkah awal Gerakan Toko Bersama akan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada pemilik toko mengenai standar operasional toko yang bersih, sehat dan aman dalam rangka persiapan kehidupan normal baru melalui distribusi e-book, video yang bisa disebarkan secara gratis.
"Pada tahap berikutnya, Gerakan Toko Bersama akan dilanjutkan dengan implementasi dan aktivasi standar operasional di toko tradisional dan kolaboratif program lainnya dalam mempercepat reaktivasi dan pemulihan UMKM," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda