Kuartal I/2020 Pendapatan Lippo Karawaci Naik 8,5%
Selasa, 30 Juni 2020 - 12:52 WIB
Secara keseluruhan, LPKR membukukan laba bruto sebesar Rp1,33 triliun di kuartal I/2020, naik dibandingkan dengan Rp1,24 triliun di kuartal I/2019, ketiga pilar bisnis semuanya melaporkan peningkatan laba bruto.
Sementara, real estate development melaporkan peningkatan laba bruto sebesar 10,4% (YoY) menjadi Rp337 miliar di kuartal I/2020 dari Rp305 miliar di kuartal I/2019. Sementara itu, bisnis real estate management & services mencatat pertumbuhan laba bruto yang sehat sebesar 5,6% (YoY) menjadi Rp958 miliar di kuartal I/2020 dari Rp907 miliar di tahun sebelumnya.
Adapun EBITDA LPKR di kuartal 1, 2020 meningkat sebesar 50,4% menjadi Rp705 miliar dari Rp469 miliar di kuartal I/2019. "Sementara itu, kami harus melakukan penyesuaian dengan adanya adopsi PSAK 73 baru-baru ini. PSAK 73 menyebabkan perubahan dari beban sewa ke biaya bunga, sehingga EBITDA tampak menjadi lebih tinggi," jelasnya.
Dampaknya, sebesar Rp128 miliar yang menyiratkan normalisasi EBITDA sebesar Rp577 miliar, atau naik sebesar 23% (YoY). Real estate development memimpin pertumbuhan EBITDA, meningkat sebesar 108% (YoY) menjadi Rp148 miliar di kuartal I/2020 dari Rp71 miliar di kuartal I/2019.
Di samping itu, Siloam membukukan pertumbuhan EBITDA yang kuat sebesar 31,3% (YoY) menjadi Rp304 miliar di kuartal I/2020 dari Rp231 miliar di kuartal pertama tahun sebelumnya. Secara keseluruhan margin EBITDA telah membaik menjadi 23% di kuartal I/2020 dari 16% di kuartal I/2019.
Pada kuartal I/2020, LPKR memperkuat posisi kasnya dan memperbaiki jatuh tempo utangnya dengan pembiayaan kembali obligasinya dari 2022 menjadi 2025. Saldo kas dan setara kas pada kuartal I/2020 sebesar Rp5,36 triliun dibandingkan dengan Rp4,69 triliun pada akhir tahun 2019.
Perseroan meningkatkan saldo kas sebesar Rp860 miliar dengan melepas posisi lindung nilai yang ada dan menggantinya dengan lindung nilai collar pada Rp15.000 hingga Rp17.500 serta menambah kas sebesar Rp356 miliar dari pelepasan saham First REIT di kuartal I/2020.
Perseroan melaporkan total utang yang lebih tinggi dalam rupiah, mencapai Rp14,54 triliun dibanding dengan Rp12,25 triliun pada akhir tahun 2019, terutama disebabkan oleh pelemahan rupiah. Pada kuartal I/2020, rupiah terdepresiasi terhadap USD sebesar 17,7% menjadi Rp16.367 dibandingkan Rp13.901 pada akhir tahun 2019.
Hasilnya rasio utang bersih terhadap ekuitas menjadi 0,29x pada kuartal I/2020 dibandingkan dengan 0,22x pada kuartal IV/2019. Perseroan menjajaki peluang untuk mendiversifikasi sebagian utang dari dolar AS dengan lebih banyak utang dalam mata uang Rupiah, karena saat ini utang berdenominasi USD sebesar 91% dari total utang.
LPKR juga telah melepaskan kepemilikan pada bisnis non-core di First REIT serta meningkatkan kepemilikannya di PT Siloam Hospitals Tbk dan PT Lippo Cikarang Tbk. Sejak kuartal II/2019, Lippo Karawaci telah melepaskan sahamnya di First REIT dari 10,5% menjadi 0%, dimana telah mengumpulkanlebih dari Rp868 miliar dalam tiga kuartal terakhir serta lebih dari Rp356 miliar kas pada kuartal I/2020.
Sementara, real estate development melaporkan peningkatan laba bruto sebesar 10,4% (YoY) menjadi Rp337 miliar di kuartal I/2020 dari Rp305 miliar di kuartal I/2019. Sementara itu, bisnis real estate management & services mencatat pertumbuhan laba bruto yang sehat sebesar 5,6% (YoY) menjadi Rp958 miliar di kuartal I/2020 dari Rp907 miliar di tahun sebelumnya.
Adapun EBITDA LPKR di kuartal 1, 2020 meningkat sebesar 50,4% menjadi Rp705 miliar dari Rp469 miliar di kuartal I/2019. "Sementara itu, kami harus melakukan penyesuaian dengan adanya adopsi PSAK 73 baru-baru ini. PSAK 73 menyebabkan perubahan dari beban sewa ke biaya bunga, sehingga EBITDA tampak menjadi lebih tinggi," jelasnya.
Dampaknya, sebesar Rp128 miliar yang menyiratkan normalisasi EBITDA sebesar Rp577 miliar, atau naik sebesar 23% (YoY). Real estate development memimpin pertumbuhan EBITDA, meningkat sebesar 108% (YoY) menjadi Rp148 miliar di kuartal I/2020 dari Rp71 miliar di kuartal I/2019.
Di samping itu, Siloam membukukan pertumbuhan EBITDA yang kuat sebesar 31,3% (YoY) menjadi Rp304 miliar di kuartal I/2020 dari Rp231 miliar di kuartal pertama tahun sebelumnya. Secara keseluruhan margin EBITDA telah membaik menjadi 23% di kuartal I/2020 dari 16% di kuartal I/2019.
Pada kuartal I/2020, LPKR memperkuat posisi kasnya dan memperbaiki jatuh tempo utangnya dengan pembiayaan kembali obligasinya dari 2022 menjadi 2025. Saldo kas dan setara kas pada kuartal I/2020 sebesar Rp5,36 triliun dibandingkan dengan Rp4,69 triliun pada akhir tahun 2019.
Perseroan meningkatkan saldo kas sebesar Rp860 miliar dengan melepas posisi lindung nilai yang ada dan menggantinya dengan lindung nilai collar pada Rp15.000 hingga Rp17.500 serta menambah kas sebesar Rp356 miliar dari pelepasan saham First REIT di kuartal I/2020.
Perseroan melaporkan total utang yang lebih tinggi dalam rupiah, mencapai Rp14,54 triliun dibanding dengan Rp12,25 triliun pada akhir tahun 2019, terutama disebabkan oleh pelemahan rupiah. Pada kuartal I/2020, rupiah terdepresiasi terhadap USD sebesar 17,7% menjadi Rp16.367 dibandingkan Rp13.901 pada akhir tahun 2019.
Hasilnya rasio utang bersih terhadap ekuitas menjadi 0,29x pada kuartal I/2020 dibandingkan dengan 0,22x pada kuartal IV/2019. Perseroan menjajaki peluang untuk mendiversifikasi sebagian utang dari dolar AS dengan lebih banyak utang dalam mata uang Rupiah, karena saat ini utang berdenominasi USD sebesar 91% dari total utang.
LPKR juga telah melepaskan kepemilikan pada bisnis non-core di First REIT serta meningkatkan kepemilikannya di PT Siloam Hospitals Tbk dan PT Lippo Cikarang Tbk. Sejak kuartal II/2019, Lippo Karawaci telah melepaskan sahamnya di First REIT dari 10,5% menjadi 0%, dimana telah mengumpulkanlebih dari Rp868 miliar dalam tiga kuartal terakhir serta lebih dari Rp356 miliar kas pada kuartal I/2020.
Lihat Juga :
tulis komentar anda