Miliarder Xiao Jianhua Dipenjara Selama 13 Tahun di China, Ini Sebabnya
Senin, 22 Agustus 2022 - 22:20 WIB
BEIJING - Seorang miliarder China-Kanada telah dijatuhi hukuman 13 tahun penjara di China dan perusahaannya didenda lebih dari USD8 miliar yang setara dengan Rp118,7 triliun (Kurs Rp14.842 per USD). Xiao Jianhua dan perusahaannya Tomorrow Holdings didakwa melakukan penggelapan dan penyuapan, seperti disampaikan oleh pengadilan di Shanghai.
Xiao yang merupakan salah satu orang terkaya di China terakhir terlihat dibawa pergi dari sebuah hotel mewah di Hong Kong pada tahun 2017. Tidak ada kabar resmi darinya sejak saat itu, sampai kedutaan Kanada mengatakan pada Juli bahwa dia akan menghadapi persidangan.
Sidang tersebut dikatakan telah dimulai pada 4 Juli. Xiao dan perusahaannya dinyatakan bersalah karena "menyerap simpanan publik secara ilegal, melanggar kepercayaan dalam penggunaan properti yang dipercayakan ... (dan) penggunaan dana secara ilegal," bunyi pernyataan dari pengadilan Shanghai yang dikutip AFP.
Diterangkan juga bahwa Tomorrow Holdings bersalah atas 'kejahatan penyuapan'. Ia menambahkan, bahwa Xiao dan perusahaannya telah "melanggar perintah manajemen keuangan" dan "merusak keamanan keuangan negara".
Dikutip dari BBC, pihak Pengadilan mengatakan, Xiao dan perusahaannya mengaku bersalah dan bekerja sama dengan pihak berwenang sehingga hukuman mereka dikurangi. Pada Juli, kedutaan Kanada mengatakan, para diplomatnya mendapat penolakan untuk bisa mengakses ke persidangan.
Ditanya pada hari Jumat tentang hak Xiao untuk mengakses layanan konsuler Kanada sebagai warga negara Kanada, kementerian luar negeri China mengatakan, China tidak mengakui kewarganegaraan ganda sehingga Xiao tidak berhak atas hak-hak tersebut.
Xiao dilaporkan memiliki hubungan dekat dengan eselon dari Partai Komunis yang berkuasa, termasuk dengan keluarga Presiden Xi Jinping. Pada tahun 2016, kekayaan bersihnya telah tumbuh menjadi sekitar USD6 miliar menurut Hurun Report, peringkat orang terkaya di China.
Baca Juga
Xiao yang merupakan salah satu orang terkaya di China terakhir terlihat dibawa pergi dari sebuah hotel mewah di Hong Kong pada tahun 2017. Tidak ada kabar resmi darinya sejak saat itu, sampai kedutaan Kanada mengatakan pada Juli bahwa dia akan menghadapi persidangan.
Sidang tersebut dikatakan telah dimulai pada 4 Juli. Xiao dan perusahaannya dinyatakan bersalah karena "menyerap simpanan publik secara ilegal, melanggar kepercayaan dalam penggunaan properti yang dipercayakan ... (dan) penggunaan dana secara ilegal," bunyi pernyataan dari pengadilan Shanghai yang dikutip AFP.
Diterangkan juga bahwa Tomorrow Holdings bersalah atas 'kejahatan penyuapan'. Ia menambahkan, bahwa Xiao dan perusahaannya telah "melanggar perintah manajemen keuangan" dan "merusak keamanan keuangan negara".
Dikutip dari BBC, pihak Pengadilan mengatakan, Xiao dan perusahaannya mengaku bersalah dan bekerja sama dengan pihak berwenang sehingga hukuman mereka dikurangi. Pada Juli, kedutaan Kanada mengatakan, para diplomatnya mendapat penolakan untuk bisa mengakses ke persidangan.
Ditanya pada hari Jumat tentang hak Xiao untuk mengakses layanan konsuler Kanada sebagai warga negara Kanada, kementerian luar negeri China mengatakan, China tidak mengakui kewarganegaraan ganda sehingga Xiao tidak berhak atas hak-hak tersebut.
Xiao dilaporkan memiliki hubungan dekat dengan eselon dari Partai Komunis yang berkuasa, termasuk dengan keluarga Presiden Xi Jinping. Pada tahun 2016, kekayaan bersihnya telah tumbuh menjadi sekitar USD6 miliar menurut Hurun Report, peringkat orang terkaya di China.
tulis komentar anda