Rusia Tutup Pasokan Gas, Jerman Rogoh Kocek hingga Rp957 Triliun

Senin, 05 September 2022 - 10:29 WIB
Polisi mengatakan sekitar 70.000 orang turun ke jalan, terutama dari kelompok kanan dan juga kiri. Sementara itu beberapa ratusan pengunjuk rasa berkumpul di Lubmin di timur laut Jerman, terminal pipa gas Nord Stream dari Rusia.

Mereka menyerukan agar Nord Stream 2 difungsikan, ketika pipa baru yang akan online itu diblokir oleh pemerintah Jerman setelah invasi. Dua hari lalu, Rusia mengatakan, pihaknya menangguhkan ekspor gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 tanpa batas waktu.

Kebuntuan dengan Rusia telah memaksa negara-negara seperti Jerman untuk menemukan pasokan di tempat lain.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan kepada wartawan bahwa Jerman akan mampu melewati musim dingin, dan Ia menambahkan bahwa Rusia "bukan lagi mitra energi yang bisa diandalkan".

Dia mengatakan, pemerintah akan melakukan pembayaran satu kali kepada pensiunan, serta tunjangan dan kepada para siswa. Juga akan ada batasan pada tagihan energi.

Sekitar 9.000 bisnis intensif energi akan menerima keringanan pajak hingga 1,7 miliar euro. Pajak rejeki nomplok atas laba perusahaan energi juga akan digunakan untuk mengurangi tagihan, kata Scholz.

Paket terbaru membuat Jerman secara total telah menghabiskan hampir 100 miliar euro untuk memberikan bantuan dalam upaya menghadapi krisis energi. Angka itu masih kecil bila dibandingkan dengan sekitar 300 miliar euro yang dihabiskan untuk intervensi dalam menjaga ekonomi Jerman tetap bertahan selama pandemi Covid-19.

Negara-negara di seluruh Eropa sedang mempertimbangkan langkah-langkah serupa. Calon pemimpin Tory Inggris, Liz Truss mengatakan, dia akan mengumumkan rencana untuk menangani biaya energi dalam waktu seminggu jika dia menjadi perdana menteri pada hari Selasa.

Lalu para menteri energi Uni Eropa akan bertemu pada 9 September untuk membahas bagaimana meringankan beban harga energi di seluruh blok. Sebuah dokumen yang dirilis tentang pertemuan itu mengatakan agenda yang akan dibahas mencakup batas harga untuk dukungan gas dan likuiditas darurat bagi pelaku pasar energi, seperti dilansir Reuters.
(akr)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More