Dampak Covid, Masyarakat Makin Sadar Pentingnya Investasi
Sabtu, 03 September 2022 - 22:27 WIB
JAKARTA - Selain digitalisasi, pandemi covid yang melanda dunia dan Indonesia juga meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan per 26 Agustus, pertumbuhan investor pasar modal 2022 secara tahunan meningkat 26,76% dibandingkan tahun 2021.
Kabar menarik lainnya, data BEI juga menyebutkan bahwa per Juli 2022 investor lokal Indonesia sudah mencapai angka 59,21%, sementara investor asing sebanyak 40,79%. “Ini artinya investor lokal sudah mendominasi,” ujar Aji Kurniawan, Retail Research Analyst CGS-CIMB Sekuritas Indonesia ketika menjadi pembicara dalam diskusi bertema “Tetap Cuan di Usia Pensiun,” di Sawangan, Depok, Sabtu (3/9/2022)
(Baca juga:Generasi Milenial Melek Pasar Modal)
Pertumbuhan ini, kata Aji, salah satunya dipicu pandemi yang banyak memberi dampak pada banyak perusahaan. Baik karena program perampingan, efisiensi bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga para eks karyawan itu beralih ke investasi saham.
Faktor pendorong lain, karena saat ini masyarakat sudah sangat dimudahkan dalam berinvestasi saham. “Semua kalangan bisa berinvestasi. bahkan dengan modal yang relatif kecil, masyarakat sudah bisa investasi saham,” ujar Aji yang merupakan sarjana manajemen dengan konsentrasi capital market ini.
(Baca juga:Pasar Modal Syariah Berpotensi Dorong Ekonomi)
Kendati mudah dan trend berinvestasi saham meningkat, dibandingkan total masyarakat Indonesia, jumlah masyarakat yang menjadi investor masih jauh lebih sedikit, karena baru mencapai sekitar 35%. “Itu sebabnya masyarakat harus terus diedukasi tentang pentingnya berinvestasi,” kata Aji.
Diskusi bertema “Tetap Cuan di Usia Pensiun,” ini diselenggarakan sebagai bagian dari mata acara reuni alumni SMP Negeri 85 Jakarta angkatan 1988. Sebagian besar peserta segera memasuki usia pensiun.
“Dibandingkan dengan alternatif investasi seperti deposito, emas, tabungan, dan saham, yang memiliki return investasi paling tinggi berdasarkan historical 10 tahun terakhir adalah saham. Saham adalah pembelian surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan publik,” kata Aji.
(Baca juga:Pasar Modal Jadi Alternatif Pendanaan UMKM)
Beberapa keuntungan berinvestasi saham antara lain: investor akan mendapatkan selisih harga beli dan jual (capital gain), likuiditas yang tinggi, ada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengawasi (regulator), pembagian keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham (dividen), dan dengan investasi saham ini masyarakat dapat memiliki bisnis suatu perseroan dengan modal relatif kecil.
“Materi ini sangat penting untuk kita ketahui,” kata Diah Fistiani, salah satu alumni SMP 85 yang tampil sebagai moderator. Menurut pemegang sertifikat sebagai financial planner ini, ketika sudah pensiun nanti, penghasilan tidak lagi seperti saat masih bekerja. Agar kualitas hidup bisa tetap dijaga, kita harus memahami investasi yang baik dan benar. “Jangan terjebak investasi bodong,” kata Fisti.
Kabar menarik lainnya, data BEI juga menyebutkan bahwa per Juli 2022 investor lokal Indonesia sudah mencapai angka 59,21%, sementara investor asing sebanyak 40,79%. “Ini artinya investor lokal sudah mendominasi,” ujar Aji Kurniawan, Retail Research Analyst CGS-CIMB Sekuritas Indonesia ketika menjadi pembicara dalam diskusi bertema “Tetap Cuan di Usia Pensiun,” di Sawangan, Depok, Sabtu (3/9/2022)
(Baca juga:Generasi Milenial Melek Pasar Modal)
Pertumbuhan ini, kata Aji, salah satunya dipicu pandemi yang banyak memberi dampak pada banyak perusahaan. Baik karena program perampingan, efisiensi bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga para eks karyawan itu beralih ke investasi saham.
Faktor pendorong lain, karena saat ini masyarakat sudah sangat dimudahkan dalam berinvestasi saham. “Semua kalangan bisa berinvestasi. bahkan dengan modal yang relatif kecil, masyarakat sudah bisa investasi saham,” ujar Aji yang merupakan sarjana manajemen dengan konsentrasi capital market ini.
(Baca juga:Pasar Modal Syariah Berpotensi Dorong Ekonomi)
Kendati mudah dan trend berinvestasi saham meningkat, dibandingkan total masyarakat Indonesia, jumlah masyarakat yang menjadi investor masih jauh lebih sedikit, karena baru mencapai sekitar 35%. “Itu sebabnya masyarakat harus terus diedukasi tentang pentingnya berinvestasi,” kata Aji.
Diskusi bertema “Tetap Cuan di Usia Pensiun,” ini diselenggarakan sebagai bagian dari mata acara reuni alumni SMP Negeri 85 Jakarta angkatan 1988. Sebagian besar peserta segera memasuki usia pensiun.
“Dibandingkan dengan alternatif investasi seperti deposito, emas, tabungan, dan saham, yang memiliki return investasi paling tinggi berdasarkan historical 10 tahun terakhir adalah saham. Saham adalah pembelian surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan publik,” kata Aji.
(Baca juga:Pasar Modal Jadi Alternatif Pendanaan UMKM)
Beberapa keuntungan berinvestasi saham antara lain: investor akan mendapatkan selisih harga beli dan jual (capital gain), likuiditas yang tinggi, ada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengawasi (regulator), pembagian keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham (dividen), dan dengan investasi saham ini masyarakat dapat memiliki bisnis suatu perseroan dengan modal relatif kecil.
“Materi ini sangat penting untuk kita ketahui,” kata Diah Fistiani, salah satu alumni SMP 85 yang tampil sebagai moderator. Menurut pemegang sertifikat sebagai financial planner ini, ketika sudah pensiun nanti, penghasilan tidak lagi seperti saat masih bekerja. Agar kualitas hidup bisa tetap dijaga, kita harus memahami investasi yang baik dan benar. “Jangan terjebak investasi bodong,” kata Fisti.
(dar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda