Industri Reksa Dana Diramal Masih Cukup Prospektif

Kamis, 08 September 2022 - 18:10 WIB
Reksa dana menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk berinvestasi. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Saat ini minat investor untuk melakukan investasi masih cukup tinggi, khususnya untuk produk reksa dana . Pasalnya, reksa dana mampu menawarkan berbagai pilihan investasi yang disesuaikan dengan profil dan kebutuhan investasi investor tanah air. Makanya, industri reksa dana diramal masih cukup prospektif walaupun di tengah ketidakpastian perekonomian global dan peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia.



Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Rukmi Proborini mengatakan bahwa minat masyarakat untuk berinvestasi di reksa dana cukup tinggi apalagi saat ini makin banyak channel pembelian reksa dana sehingga mempermudah masyarakat untuk membeli intrumen investasi itu. Untuk menjawab tingginya minat masyarakat tersebut, selama tahun 2021, Bahana TCW telah meluncurkan 21 produk investasi yang dapat menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat.



“Sebagai komitmen kepada setiap investor, kami memastikan setiap produk reksa dana yang kami tawarkan telah melewati sejumlah tahap pengembangan dengan dilandasi risk culture yang sangat ketat dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Di samping itu, kami berupaya menawarkan tingkat pengembalian imbal hasil (yield) yang optimal dalam penentuan skema dan produk investasi,” jelas Rukmi dalam keterangannya dikutip Kamis (8/9/2022).

Berbagai tahapan proses pengembangan produk dan penentuan portofolio investasi dari sisi manajemen risiko dilakukan secara ketat dan berkesinambungan untuk menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan investasi masyarakat. Sistem penilaian atas risiko ini berbasis teknologi yang dilakukan tidak hanya dari sisi underlying asset¸namun juga dari sisi nasabah atau investor. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari proses mitigasi dari kemungkinan risiko yang akan terjadi.

“Dimulai dengan tahapan comprehensive assessment atas sebuah emiten yang akan menjadi underlying sebuah produk investasi. Tahapan ini melibatkan penggunaan teknologi informasi yang dilakukan untuk memastikan emiten yang bersangkutan memiliki going concern dan fundamental yang kuat sehingga dapat memberikan tingkat pengembalian investasi yang optimal. Sehingga diharapkan semua portofolio aset yang menjadi underlying produk memiliki kualitas yang bagus dan memenuhi prinsip kehati-hatian,” ujar Rukmi.

Secara internal, Bahana TCW juga menerapkan sistem persetujuan berjenjang atas pengambilan keputusan strategis, khususnya menyangkut universe saham dan efek investasi lainnya. Keterlibatan Komite Investasi secara aktif dalam menentukan arah investasi Bahana TCW juga sangat penting guna memastikan seluruh proses bisnis sesuai dengan prosedur investasi dan prinsip responsibility process owner sehingga perusahaan dapat menghadirkan produk investasi berkualitas ke tengah masyarakat.

“Sementara dari sisi investor, kami juga melakukan tahapan assessment dalam menerima calon investor. Kami telah mengembangkan sistem Anti Money Laundering System untuk membantu proses screening investor baru Bahana TCW,” tambah Rukmi.



Seluruh prinsip kehati-hatian dan assessment yang dilakukan Bahana TCW dalam mengelola investasi nasabahnya merupakan bagian dari penerapan manajemen risiko secara efektif, sehingga membawa Bahana TCW sebagai perusahaan manajer investasi yang berpengalaman lebih dari 25 tahun, serta menjadi manajer investasi terbesar kedua di industri dengan aset reksa dana yang dikelola mencapai Rp40,45 triliun per Juli 2022 (di luar RDPT/Reksa Dana Penyertaan Terbatas & KPD/Kontrak Pengelolaan Dana).
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More