Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra: Garuda Siap Mengembalikan Kepercayaan Publik

Rabu, 14 September 2022 - 10:05 WIB
Ada karyawan yang memilih keluar karena situasi berat itu?

Saya menyaksikan beberapa Q person di Garuda pergi. Enggak percaya. Tapi, itu sesuatu kewajaran karena mereka punya beban domestik, rumah. Mereka dipotong gaji, terus menghadapi situasi seperti ini. Banyak teman-teman memancing pernyataan saya terhadap proses sebelumnya. Saya cuma bilang dirut itu kerjanya ke depan. Ke belakang itu polisi dan jaksa. Cuma ketika kita gerak ke depan, mesti sesekali nengok ke belakang.

Semua sudah dilakukan, apa hasilnya?

Jadi dari tahun 2020, kita sudah melakukan dua-duanya, dari sisi SDM dan negosiasi sewa pesawat. Sebenarnya tanpa banyak orang tahu, kita saving USD200 juta. Negosiasi satu-satu. Apalagi 2020, menjelang Desember, itu ribuan orang mau bepergian. Saya ke lapangan, terminal 3 excited. Waktu itu kalau 2021 beres, kembali normal ke 2019, kita mestinya dengan sangat mudah untung Rp3 triliun dari saving. Pada tahun 2021, setelah itu muncul (varian) Delta dan segala macam.

Keuangan semakin memburuk karena pandemi yang berkepanjangan.

Kita terus melakukan negosiasi ke semua pihak sambil tetap enggak bayar. Gimana mau bayar? Income enggak ada. Buku langsung minus, segala macam minus. Ada beberapa diskusi dengan pemegang saham. Alternatif restrukturisasi ini apa sih yang ada? Salah satu yang muncul ke permukaan PKPU, tapi semua orang enggak nyaman dengan proses PKPU. Kenapa? Karena ini perusahaan BUMN. Yang kedua, ini besar. Ketiga, kalau dalam 270 hari tidak tercapai kesepakatan, mau enggak mau, kita pailit.

Banyak pihak mempertanyakan pilihan PKPU?

Saya sering dipanggil sama menteri yang enggak ada hubungannya dengan Garuda. Ditanya, kamu yakin menang PKPU? Enggak. Cuma saya bisa janjikan kepada Bapak dan tim, bahwa kita bekerja keras. There is logic process ini karena enggak ada ceritanya utang kita yang menumpuk ini diselesaikan dengan cara biasa. Cara satu-satunya restrukturisasi. Jadi, agak ngeri-ngeri sedap.

Apa yang Anda pikirkan pada saat awal memilih PKPU?

Itu masa-masa yang sangat kepengin keluar. Enggak tahan juga terhadap pressure-nya. Bukan kerjanya. Tapi bahwa kemudian apa yang akan terjadi selama pada proses PKPU-nya, saya bukan orang legal. Saya kerja kalau utang kita bayar. Ini utangnya gila-gilaan walaupun saya bisa bilang bukan saya yang bikin.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More