Neraca Dagang Surplus, Rupiah Ditutup Menguat di Rp14.897 per Dolar AS
Kamis, 15 September 2022 - 19:48 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah hari ini ditutup menguat 10 poin di level Rp14.897 atas dolar Amerika Serikat (AS)pada perdagangan Kamis (15/9/2022) sore.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, salah satu faktor internal pemicu penguatan mata uang Garuda adalah surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Agustus 2022.
Badan Pusat Statisik (BPS) mencatat, keuntungan neraca perdagangan barang pada bulan Agustus sebesar USD5,76 miliar.
Surplus neraca perdagangan pada Agustus 2022 tersebut mengantarkan Indonesia untuk mencetak surplus selama 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
"Adapun nilai ekspor pada Agustus 2022 tercatat USD27,91 miliar, sedangkan impor tercatat sebesar USD22,15 miliar," terang Ibrahim dalam rilis hariannya, Kamis (15/9/2022).
Selain itu, surplus neraca perdagangan ditopang oleh surplus neraca komoditas non minyak dan gas (non migas). Tercatat, neraca komoditas non migas surplus USD7,74 miliar, ditopang oleh komoditas bahan bakar mineral (HS 27), besi dan baja (HS 72), lemak dan minyak hewan/nabati (HS15).
Dia melanjutkan, menguatnya rupiah juga ditopang oleh Bank Indonesia (BI) yang melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia sebesar USD400,4 miliar per Juli 2022 atau turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya (MtM) sebesar USD403,6 miliar.
"Secara tahunan posisi ULN pada Juli 2022 terkontraksi sebesar 4,1% (YoY), lebih dalam dari kontraksi bulan sebelumnya sebesar 3,2%(YoY)," paparnya.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, salah satu faktor internal pemicu penguatan mata uang Garuda adalah surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Agustus 2022.
Badan Pusat Statisik (BPS) mencatat, keuntungan neraca perdagangan barang pada bulan Agustus sebesar USD5,76 miliar.
Surplus neraca perdagangan pada Agustus 2022 tersebut mengantarkan Indonesia untuk mencetak surplus selama 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
"Adapun nilai ekspor pada Agustus 2022 tercatat USD27,91 miliar, sedangkan impor tercatat sebesar USD22,15 miliar," terang Ibrahim dalam rilis hariannya, Kamis (15/9/2022).
Selain itu, surplus neraca perdagangan ditopang oleh surplus neraca komoditas non minyak dan gas (non migas). Tercatat, neraca komoditas non migas surplus USD7,74 miliar, ditopang oleh komoditas bahan bakar mineral (HS 27), besi dan baja (HS 72), lemak dan minyak hewan/nabati (HS15).
Dia melanjutkan, menguatnya rupiah juga ditopang oleh Bank Indonesia (BI) yang melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia sebesar USD400,4 miliar per Juli 2022 atau turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya (MtM) sebesar USD403,6 miliar.
"Secara tahunan posisi ULN pada Juli 2022 terkontraksi sebesar 4,1% (YoY), lebih dalam dari kontraksi bulan sebelumnya sebesar 3,2%(YoY)," paparnya.
tulis komentar anda