Coffee House Kian Menjamur, Bagaimana Prospek Pasar Kopi Susu Nabati?
Rabu, 05 Oktober 2022 - 14:38 WIB
Sebagaimana diketahui, harga susu nabati saat ini masih relatif lebih mahal dibanding susu sapi sehingga berpengaruh ke biaya dan harga jual kopi susu nabati di kedai kopi.
Namun, perkara harga ini juga bisa diimbangi dengan presentasi atau tampilan dari produk kopi susu nabati yang akan dijual sehingga lebih menarik dan berkelas dengan rasa yang tetap nikmat. Dalam hal ini, peran barista sangatlah penting.
“Tantangan seorang barista harus tetap bisa menggunakan produk pengganti susu untuk menyajikan minuman yang enak,” ujar pria yang telah berkecimpung di industri kopi selama beberapa dekade itu.
Menurut instruktur Q Grader pertama dari Indonesia itu, saat ini ada pergeseran di mana barista yang tadinya kerjanya hanya mengolah dan menyajikan kopi, kini sudah masuk ke ranah mixologist di mana terdapat persilangan ilmu atau ide-ide untuk mengkreasikan minuman yang lengkap dengan sejarah, cerita atau filosofinya.
“Jadi, sekarang ini konsep barista hanya menyeduh kopi itu sudah nggak ada lagi,” tukas pria kelahiran 21 April 1975.
Adi menambahkan, dengan adanya susu nabati sebagai alternatif pengganti susu sapi untuk campuran kopi, maka konsumen jadi punya lebih banyak pilihan.
“Dulu mungkin hanya segmented karena pilihan tidak banyak. Saat orang tahu dia tidak punya pilihan, dia nggak akan mesen (kopi susu nabati). Tapi begitu dia tahu dia punya pilihan, otomatis demand-nya akan lebih besar,” tuturnya.
Senada, Beverage Influencer dan Coffee Shop Consultant Viki Rahardja meyakini tahun depan tren plant based masih akan menanjak dan punya pasar potensial.
Pemenang Latte Art Champion 2016 itu pun mengimbau kepada para barista untuk terus berinovasi sehingga industri kopi dan barista di Indonesia semakin maju dan berkembang.
Namun, perkara harga ini juga bisa diimbangi dengan presentasi atau tampilan dari produk kopi susu nabati yang akan dijual sehingga lebih menarik dan berkelas dengan rasa yang tetap nikmat. Dalam hal ini, peran barista sangatlah penting.
“Tantangan seorang barista harus tetap bisa menggunakan produk pengganti susu untuk menyajikan minuman yang enak,” ujar pria yang telah berkecimpung di industri kopi selama beberapa dekade itu.
Menurut instruktur Q Grader pertama dari Indonesia itu, saat ini ada pergeseran di mana barista yang tadinya kerjanya hanya mengolah dan menyajikan kopi, kini sudah masuk ke ranah mixologist di mana terdapat persilangan ilmu atau ide-ide untuk mengkreasikan minuman yang lengkap dengan sejarah, cerita atau filosofinya.
“Jadi, sekarang ini konsep barista hanya menyeduh kopi itu sudah nggak ada lagi,” tukas pria kelahiran 21 April 1975.
Adi menambahkan, dengan adanya susu nabati sebagai alternatif pengganti susu sapi untuk campuran kopi, maka konsumen jadi punya lebih banyak pilihan.
“Dulu mungkin hanya segmented karena pilihan tidak banyak. Saat orang tahu dia tidak punya pilihan, dia nggak akan mesen (kopi susu nabati). Tapi begitu dia tahu dia punya pilihan, otomatis demand-nya akan lebih besar,” tuturnya.
Senada, Beverage Influencer dan Coffee Shop Consultant Viki Rahardja meyakini tahun depan tren plant based masih akan menanjak dan punya pasar potensial.
Pemenang Latte Art Champion 2016 itu pun mengimbau kepada para barista untuk terus berinovasi sehingga industri kopi dan barista di Indonesia semakin maju dan berkembang.
tulis komentar anda