Ditanya Soal Kontrak Freeport, Menteri Arifin: Dikasih Sehektar, Kamu Bisa Pacul Sendiri?
Jum'at, 14 Oktober 2022 - 21:23 WIB
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menilai, prospek tambang mineral PT Freeport Indonesia (PTFI) masih menjanjikan dan cukup besar untuk ditambang. Sementara itu, izin tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) akan berakhir pada 2041 mendatang.
Lantas bagaimanakah nasib perusahaan raksasa tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut di Tanah Air. Ditanya soal perpanjangan kontrak Freeport, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, masih belum diputuskan.
"Tapi kalau kita melihat prospek ke depan, bahwa tambang kita potensi mineral banyak, siapa yang mau ngerjain? Dikasih sehektar, kamu bisa pacul sendiri?,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (14/10/2022).
Sebelumnya Arifin mengatakan setelah tahun 2041, cadangan mineral di tambang Freeport Indonesia masih ekonomis. “Sangat (ekonomis) daerahnya dan itu sangat dibutuhkan untuk transisi energi,” ujarnya.
Arifin mempertanyakan kalau kontrak PTFI tidak diperpanjang siapa perusahaan yang bisa meneruskan operasional di sana. “Misalnya cadangannya banyak ini belum ada lagi yang mau masuk sehabis itu,” ujarnya.
Berdasarkan laporan tahunan PTFI 2020, peningkatan produksi bawah tanah di distrik mineral Grasberg di Indonesia terus berjalan.
Setelah penyelesaian ramp-up, diproyeksikan Freeport Indonesia bisa menghasilkan produksi tahunan rata-rata untuk beberapa tahun ke depan sebesar 1,55 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ons emas.
Sebagaimana diketahui, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia mengatakan, saat ini belum ada pembahasan tentang perpanjangan kontrak Freeport Indonesia.
“Belum dibahas, kita lagi mengkaji semuanya yang penting lewat mekanisme dan sesuai aturan dan kepentingan bangsa,” kata Bahlil saat ditemui di JCC Senayan.
Belakangan tersiar kabar perpanjangan kontrak Freeport Indonesia akan diberikan lebih cepat karena mempertimbangkan cadangan mineral di tambang Grasberg yang masih ekonomis selepas 2041.
Baca Juga
Lantas bagaimanakah nasib perusahaan raksasa tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut di Tanah Air. Ditanya soal perpanjangan kontrak Freeport, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, masih belum diputuskan.
"Tapi kalau kita melihat prospek ke depan, bahwa tambang kita potensi mineral banyak, siapa yang mau ngerjain? Dikasih sehektar, kamu bisa pacul sendiri?,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (14/10/2022).
Sebelumnya Arifin mengatakan setelah tahun 2041, cadangan mineral di tambang Freeport Indonesia masih ekonomis. “Sangat (ekonomis) daerahnya dan itu sangat dibutuhkan untuk transisi energi,” ujarnya.
Arifin mempertanyakan kalau kontrak PTFI tidak diperpanjang siapa perusahaan yang bisa meneruskan operasional di sana. “Misalnya cadangannya banyak ini belum ada lagi yang mau masuk sehabis itu,” ujarnya.
Berdasarkan laporan tahunan PTFI 2020, peningkatan produksi bawah tanah di distrik mineral Grasberg di Indonesia terus berjalan.
Setelah penyelesaian ramp-up, diproyeksikan Freeport Indonesia bisa menghasilkan produksi tahunan rata-rata untuk beberapa tahun ke depan sebesar 1,55 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ons emas.
Sebagaimana diketahui, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia mengatakan, saat ini belum ada pembahasan tentang perpanjangan kontrak Freeport Indonesia.
“Belum dibahas, kita lagi mengkaji semuanya yang penting lewat mekanisme dan sesuai aturan dan kepentingan bangsa,” kata Bahlil saat ditemui di JCC Senayan.
Belakangan tersiar kabar perpanjangan kontrak Freeport Indonesia akan diberikan lebih cepat karena mempertimbangkan cadangan mineral di tambang Grasberg yang masih ekonomis selepas 2041.
(akr)
tulis komentar anda