Sinergi Mendongkrak Jumlah Wisatawan Muslim ke Indonesia
Sabtu, 15 Oktober 2022 - 18:30 WIB
JAKARTA - Seiring memulihnya kondisi industri pariwisata di Indonesia, Crescentrating dan Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) melakukan kerja sama mempercepat laju pemulihan industri pariwisata Indonesia dengan mengkapitalisasi pasar travel ramah muslim. Tujuan kerja sama untuk meningkatkan laju pertumbuhan wisatawan muslim ke Indonesia.
Berdasarkan Mastercard-Crescentrating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022, kedatangan wisatawan muslim global mencatatkan rekor tertinggi di 2019, yakni mencapai 160 juta. Setelah melewati disrupsi di tahun 2020 dan 2021, kedatangan wisatawan muslim internasional diprediksi akan mencapai 140 juta di tahun 2023, dan akan kembali ke level pra-pandemi sebanyak 160 juta kedatangan di tahun 2024.
Di tahun-tahun sebelum pandemi, Indonesia mencatatkan pertumbuhan kedatangan wisatawan Muslim internasional yang stabil. Menurut estimasi Crescentrating, terdapat 2,9 juta kedatangan wisatawan muslim internasional ke Indonesia. Angka ini merepresentasikan 18%dari total kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
“Kerja sama ini sejalan dengan tujuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sebagai pemain utama dalam pariwisata ramah muslim dan meningkatkan kunjungan wisatawan muslim ke Indonesia," ujar Deputi Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Rizky Handayani dikutip Sabtu (15/10/2022).
Sementara itu, Fazal Bahardeen, CEO Crescentrating dan Halaltrip, mengatakan dengan keunikan dan keberagaman produk industri pariwisata yang Indonesia tawarkan, pihaknya percaya dapat membuka sejumlah peluang pasar wisata ramah muslim dan menjadikannya sebagai mesin penggerak perekonomian.
"Melalui kerja sama ini, kami berkomitmen untuk mengedepankan pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor ini di Indonesia sambil merangkul berbagai elemen masyarakat,” ucap Fazal.
Ketua Persatuan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Riyanto Sofyan menyatakan, untuk mempercepat laju pengembangan industri pariwisata di Indonesia dengan mengkapitalisasi pasar wisata ramah muslim, perlu memberikan nilai lebih pada produk dan jasa yang ditawarkan.
"Diiringi dengan peningkatan mutu secara berkelanjutan, yang sesuai dengan suasana wisata ramah muslim pasca-pandemi," tandas Riyanto.
Berdasarkan Mastercard-Crescentrating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022, kedatangan wisatawan muslim global mencatatkan rekor tertinggi di 2019, yakni mencapai 160 juta. Setelah melewati disrupsi di tahun 2020 dan 2021, kedatangan wisatawan muslim internasional diprediksi akan mencapai 140 juta di tahun 2023, dan akan kembali ke level pra-pandemi sebanyak 160 juta kedatangan di tahun 2024.
Di tahun-tahun sebelum pandemi, Indonesia mencatatkan pertumbuhan kedatangan wisatawan Muslim internasional yang stabil. Menurut estimasi Crescentrating, terdapat 2,9 juta kedatangan wisatawan muslim internasional ke Indonesia. Angka ini merepresentasikan 18%dari total kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
“Kerja sama ini sejalan dengan tujuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sebagai pemain utama dalam pariwisata ramah muslim dan meningkatkan kunjungan wisatawan muslim ke Indonesia," ujar Deputi Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Rizky Handayani dikutip Sabtu (15/10/2022).
Sementara itu, Fazal Bahardeen, CEO Crescentrating dan Halaltrip, mengatakan dengan keunikan dan keberagaman produk industri pariwisata yang Indonesia tawarkan, pihaknya percaya dapat membuka sejumlah peluang pasar wisata ramah muslim dan menjadikannya sebagai mesin penggerak perekonomian.
"Melalui kerja sama ini, kami berkomitmen untuk mengedepankan pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor ini di Indonesia sambil merangkul berbagai elemen masyarakat,” ucap Fazal.
Ketua Persatuan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Riyanto Sofyan menyatakan, untuk mempercepat laju pengembangan industri pariwisata di Indonesia dengan mengkapitalisasi pasar wisata ramah muslim, perlu memberikan nilai lebih pada produk dan jasa yang ditawarkan.
Baca Juga
"Diiringi dengan peningkatan mutu secara berkelanjutan, yang sesuai dengan suasana wisata ramah muslim pasca-pandemi," tandas Riyanto.
(uka)
tulis komentar anda