Realisasi Jargas hingga Juni 2020 Capai 127.864 Rumah Tangga
Senin, 06 Juli 2020 - 17:27 WIB
JAKARTA - Realisasi proyek jaringan gas (jargas) rumah tangga hingga 26 Juni 2020 telah mencapai 127.864 dari target 316.000 saluran rumah tangga. Program Jargas 2020 telah menjangkau 23 kabupaten/kota dan menyerap tenaga kerja lokal sekitar 39.000 orang.
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Suko Hartono mengatakan, untuk tahun 2020 direncanakan 316.000 sambungan rumah tangga dengan biaya sebesar Rp3,5 triliun.
"Adapun realisasinya hanya 127.864 sambungan rumah tangga yang dibiayai APBN dengan biaya kurang lebih Rp1,4 triliun," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Senin (6/7/2020).
(Baca Juga: Bangun Jargas Sampai 2024 Butuh Dana Rp38,4 Triliun)
Suko memaparkan, hingga saat ini pelaksanaan penugasan jargas melalui PGN sebagai sub-holding gas pada periode 2009-2019 telah mencapai 537.936 sambungan rumah tangga.
"Jika penduduk Indonesia 260 juta jiwa, kemudian kami berasumsi satu rumah dihuni 4 orang, kurang lebih satu rumah berarti 60 juta. Jadi 537.000 sambungan itu masih kira kira 0,9% atau 1% saja yang menikmati," paparnya.
Dia melanjutkan, jargas PGN sudah tersebar di 17 provinsi dari 34 provinsi atau sekitar 50% di seluruh Indonesia. "Jadi kurang lebih 50%. Untuk kabupaten dan kotanya ada 60 dari 514 kurang lebih 10-11%. Panjang jaringan infrastruktur yang terbangun 3.838 km. Wilayahnya sudah membentang dari Aceh sampai Papua," jelasnya.
Suko melanjutkan, proyek jargas rumah tangga telah memberikan penghematan di segala sektor. Dengan menggunakan jargas, belanja masyarakat bisa berhemat hingga Rp300 miliar per tahun.
"Penghematan belanja masyarakat selisih antara mereka beli elpiji dengan jaringan rumah tangga kurang lebih Rp300 miliar per tahun dan juga penghematan subsisdi elpiji bisa mencapai Rp3,3 triliun per tahun," tandasnya.
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Suko Hartono mengatakan, untuk tahun 2020 direncanakan 316.000 sambungan rumah tangga dengan biaya sebesar Rp3,5 triliun.
"Adapun realisasinya hanya 127.864 sambungan rumah tangga yang dibiayai APBN dengan biaya kurang lebih Rp1,4 triliun," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Senin (6/7/2020).
(Baca Juga: Bangun Jargas Sampai 2024 Butuh Dana Rp38,4 Triliun)
Suko memaparkan, hingga saat ini pelaksanaan penugasan jargas melalui PGN sebagai sub-holding gas pada periode 2009-2019 telah mencapai 537.936 sambungan rumah tangga.
"Jika penduduk Indonesia 260 juta jiwa, kemudian kami berasumsi satu rumah dihuni 4 orang, kurang lebih satu rumah berarti 60 juta. Jadi 537.000 sambungan itu masih kira kira 0,9% atau 1% saja yang menikmati," paparnya.
Dia melanjutkan, jargas PGN sudah tersebar di 17 provinsi dari 34 provinsi atau sekitar 50% di seluruh Indonesia. "Jadi kurang lebih 50%. Untuk kabupaten dan kotanya ada 60 dari 514 kurang lebih 10-11%. Panjang jaringan infrastruktur yang terbangun 3.838 km. Wilayahnya sudah membentang dari Aceh sampai Papua," jelasnya.
Suko melanjutkan, proyek jargas rumah tangga telah memberikan penghematan di segala sektor. Dengan menggunakan jargas, belanja masyarakat bisa berhemat hingga Rp300 miliar per tahun.
"Penghematan belanja masyarakat selisih antara mereka beli elpiji dengan jaringan rumah tangga kurang lebih Rp300 miliar per tahun dan juga penghematan subsisdi elpiji bisa mencapai Rp3,3 triliun per tahun," tandasnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda