Laba Bersih IATA Melonjak Lebih dari Empat Kali Lipat

Senin, 24 Oktober 2022 - 08:31 WIB
IATA menargetkan produksi sebanyak 10 juta MT tahun depan dan akan terus meningkat seiring bertambahnya cadangan terbukti hasil eksplorasi. IATA optimis cadangan batu bara untuk semua IUP setidaknya mencapai 600 juta MT.

Hingga 9M-2022 Perseroan telah menjual 2,9 juta MT batu bara. Prospek cerah IATA semakin dikuatkan dengan telah ditandatanganinya kontrak pembelian jangka panjang antara BCR dengan para trader batu bara.

Perseroan memperkirakan akan memperoleh tambahan pendapatan sebesar USD 108,42 juta dari kontrak ini dan akan terus memperbanyak kontrak di masa depan, mencari peluang untuk akuisisi tambang baru, menakar prospek lain yang berkaitan dengan energi terbarukan, serta berevolusi guna meningkatkan sinergi dan efektifitas di semua lini.

• HMETD IATA

Perseroan baru-baru ini telah memulai penawaran Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD atau Rights Issue) yang bernilai sebanyak-banyaknya Rp 2.671.300.034.640, dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 14.840.555.748 Saham Seri B yang ditawarkan dengan Harga Pelaksanaan Rp 180 dengan rasio 10:13 (10 Saham yang dimiliki berhak untuk mendapatkan 13 HMETD).

Selain itu, Perseroan juga akan memberikan tambahan hak dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2.968.111.149 Waran Seri I, dimana setiap 5 saham hasil pelaksanaan HMETD melekat 1 Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp 210.

• Tinjauan Industri

Konflik antara Rusia-Ukraina masih belum berakhir dan menekan pasokan energi di kawasan Eropa, terutama menjelang musim dingin. Ditambah lagi dengan rencana pemotongan produksi minyak 2 juta barel per hari oleh anggota OPEC+, negara-negara diprediksi akan mencari sumber energi alternatif murah seperti batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.

Harga batu bara, meskipun telah turun dari titik tertinggi, masih bertahan di atas USD50 pada USD55,83, lebih tinggi 31,58% sejak awal tahun 2022. Batu bara tetap menjadi salah satu sumber daya energi yang paling dicari karena aksesibilitas yang terbatas dan harga minyak dan gas yang tinggi mengganggu banyak negara dalam menyediakan energi yang hemat biaya bagi masyarakatnya.
(akr)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More