Indonesia Butuh 10 Juta Ton Sampah Biomassa per Tahun, Buat Apa?
Rabu, 26 Oktober 2022 - 08:44 WIB
Namun dari sisi harga, Dadan menyatakan, harga listrik yang dihasilkan dari biomassa dan batu bara tidak bisa dibandingkan setara (appel to apple) karena harga batubara dibatasi (cap). Maka itu harga listrik yang dihasilkan dari biomassa tentu akan lebih mahal dibandingkan dengan PLTU.
Selain mengembangkan biomassa, Kementerian ESDM juga mendorong pengembangan biodiesel dan biofuel. Dadan bilang, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menggunakan B30 secara nasional dan seluruh sektornya menggunakan sawit secara berkelanjutan.
Kalau Brasil unggul dengan pengembangan bioethanolnya, Indonesia boleh membusungkan dada sebagai negara yang sangat maju dalam memanfaatkan biodiesel.
Sebagaimana diketahui, PT PLN (Persero) berhasil melakukan uji coba penggunaan 75% biomassa kepingan kayu alias woodchips untuk bahan bakar pengganti batubara (cofiring) pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Bolok di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah menyatakan, penggunaan 75% biomassa dalam uji coba High Co-Firing (HCR) di PLTU berkapasitas 2×16,5 Megawatt (MW) Oktober 2022 ini merupakan langkah lanjutan, menyusul kesuksesan inovasi penerapan 100% biomassa pada PLTU Tembilahan Juni 2022 lalu.
“Saat ini PLTU Bolok sudah berhasil melakukan cofiring hingga 75% biomassa. Kami akan terus uji dan evaluasi agar bisa mencapai 100 persen biomassa seperti PLTU Tembilahan,” ucap Rully.
Selain mengembangkan biomassa, Kementerian ESDM juga mendorong pengembangan biodiesel dan biofuel. Dadan bilang, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menggunakan B30 secara nasional dan seluruh sektornya menggunakan sawit secara berkelanjutan.
Kalau Brasil unggul dengan pengembangan bioethanolnya, Indonesia boleh membusungkan dada sebagai negara yang sangat maju dalam memanfaatkan biodiesel.
Sebagaimana diketahui, PT PLN (Persero) berhasil melakukan uji coba penggunaan 75% biomassa kepingan kayu alias woodchips untuk bahan bakar pengganti batubara (cofiring) pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Bolok di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah menyatakan, penggunaan 75% biomassa dalam uji coba High Co-Firing (HCR) di PLTU berkapasitas 2×16,5 Megawatt (MW) Oktober 2022 ini merupakan langkah lanjutan, menyusul kesuksesan inovasi penerapan 100% biomassa pada PLTU Tembilahan Juni 2022 lalu.
“Saat ini PLTU Bolok sudah berhasil melakukan cofiring hingga 75% biomassa. Kami akan terus uji dan evaluasi agar bisa mencapai 100 persen biomassa seperti PLTU Tembilahan,” ucap Rully.
(akr)
tulis komentar anda