Minimalisasi Dampak Resesi, Begini Strategi Pos Indonesia

Kamis, 10 November 2022 - 18:14 WIB
Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris. Foto/Dok
JAKARTA - Resesi ekonomi global yang diproyeksikan melanda pada tahun depan harus diantisipasi dan diminimalisasi dampaknya. Untuk itu, PT Pos Indonesia (Persero) menyiapkan sejumlah strategi untuk menekan dampak resesi ekonomi global, salah satunya dengan meningkatkan inovasi terkait produk dan layanan.

Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris mengatakan, pihaknya akan melihat celah lain saat resesi ekonomi global benar-benar terjadi. Celah tersebut akan dimanfaatkan untuk mendorong inovasi perusahaan.

"Jadi begitu juga cerita resesi ini. Walau dikatakan 2023 kemungkinan ada resesi tapi kita disuruh melihat celah-celah, mungkin kita manfaatkan untuk bisa survive," bebernya kepada MNC Portal Indonesia saat gelaran Satu Festival Indonesia, Kamis (10/11/2022).

Pos Indonesia, lanjut Haris, sudah berusia 276 tahun. Di balik usia yang sangat tua itu, perseroan telah melewati berbagai dinamika dan gejolak nasional dan global. Meski begitu, bisnis perusahaan tetap bertahan hingga saat ini.





Haris memahami dengan berinovasi dan melakukan lompatan besar maka perusahaan mampu menjawab dinamika ekonomi nasional dan global, terutama perkiraan resesi ekonomi pada tahun yang akan datang.

"Pos Indonesia sudah 276 tahun terus bergerak dan masih hidup, artinya cerita krisis kita terus melakukan inovasi terkait dengan produk dan layanan kita agar kita tetap eksis. Di Pos Indonesia, saya lihat bagaimana supaya masyarakat tetap pengen menggunakan layanan pos, salah satunya kita memaksimalkan aset kita," tuturnya.

Dia optimistis kinerja operasional dan keuangan BUMN jasa keuangan dan logistik ini akan semakin baik. Menurut dia, program transformasi yang dilakukan selama dua tahun belakangan ini berhasil membawa Pos Indonesia membukukan laba bersih yang positif.

Tercatat, sepanjang 2021 lalu, BUMN berlogo burung itu berhasil meraup laba bersih hingga Rp589,7 miliar atau melonjak hingga 72,43% dibanding laba tahun 2020 yang masih Rp342,1 miliar.



Porsi pertumbuhan sebesar itu diklaim belum pernah terjadi dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Menjadi lebih spesial saat melihat fakta bahwa performa kinclong itu terjadi saat persaingan bisnis di industri semakin ketat.

"Sejak kita meluncurkan transformasi dua tahun belakangan ini, kita menunjukan hasil, dari sisi keuangan kita semakin membaik. Dan alhamdulillah amanah yang diberikan pemerintah kepada kita, kolaborasi kita dengan mitra strategis ini sudah menunjukan hasil dan ujungnya perbaikan dan kinerja keuangan kita. Target kita ke depan laba kita makin naik," pungkas Haris.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More