Kepala Otorita Ajak Tamu G20 Ambil Bagian dalam Pembangunan IKN Nusantara
Jum'at, 11 November 2022 - 17:42 WIB
JAKARTA - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan, pembangunan Ibu kota baru Indonesia akan menjadi kota yang paling berkelanjutan di dunia.
"Kami menargetkan Nusantara menjadi salah satu kota paling berkelanjutan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia," kata Bambang dalam pidatonya pada agenda G20: High-Level Expert and Leaders Panel on Water and Disaster, melalui kanal YouTube Kementerian PUPR, Jumat (11/10/2022).
Menurutnya hal tersebut dapat diwujudkan dengan 5 konsep pembangunan IKN Nusantara yakni kota yang kota yang hijau, smart city (kota cerdas), inklusif, tanggguh dan berkelanjutan.
Bambang menjelaskan ,pembangunan tahap pertama akan lebih dahulu melengkapi bangunan pusat pemerintahan sekaligus sarana dan prasarana dasar untuk kehidupan masyarakat awal IKN yang di isi oleh PNS.
Tahapan berikutnya, pembangunan mulai memperhatikan kawasan IKN Nusantara dengan mengembangkan transportasi umum yang mengintegrasikan antara kantor dengan permukiman penduduk dan mulai memperluas kawasan komersil.
Sedangkan pengembangan hingga tahun 2045 akan menguatkan sektor pendidikan, kesehatan, dan industri dengan teknologi tinggi yang jauh lebih luas dan aman.
Lebih lanjut Bambang menguraikan, perencanaan pembangunan IKN Nusantara akan berorientasi pada kota hutan lestari. Hanya 25% dari yang akan dijadikan lingkungan terbangun, sedangkan 75% akan dipertahankan untuk kawasan hijau. Termasuk 65% sebagai hutan tropis yang akan berperan sebagai penyerap karbon.
"Saya mengundang Anda semua untuk menjadi bagian dari mitra pengetahuan aktif kami dan bergabung dengan kami dalam perjalanan pengetahuan bersejarah ini untuk menciptakan kota yang hijau, inklusif cerdas, tangguh, dan berkelanjutan," ajak Bambang dihadapan tamu negara G20 yang hadir.
Menurutnya Nusantara bukanlah proyek pembangunan kota biasa, karena didalam terdapat cita-cita besar perubahan suatu negara. Sebab kota akan di desain untuk melahirkan budaya kerja dan kehidupan yang baru.
"Ini bukan hanya tentang membangun bangunan fisik, tetapi juga mengubah bangsa, menetapkan budaya kerja baru, dan cara berpikir inovatif yang akan memungkinkan kita untuk mengatasi tantangan baru di masa depan, termasuk pos-pos perubahan iklim," pungkas Bambang.
"Kami menargetkan Nusantara menjadi salah satu kota paling berkelanjutan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia," kata Bambang dalam pidatonya pada agenda G20: High-Level Expert and Leaders Panel on Water and Disaster, melalui kanal YouTube Kementerian PUPR, Jumat (11/10/2022).
Menurutnya hal tersebut dapat diwujudkan dengan 5 konsep pembangunan IKN Nusantara yakni kota yang kota yang hijau, smart city (kota cerdas), inklusif, tanggguh dan berkelanjutan.
Bambang menjelaskan ,pembangunan tahap pertama akan lebih dahulu melengkapi bangunan pusat pemerintahan sekaligus sarana dan prasarana dasar untuk kehidupan masyarakat awal IKN yang di isi oleh PNS.
Tahapan berikutnya, pembangunan mulai memperhatikan kawasan IKN Nusantara dengan mengembangkan transportasi umum yang mengintegrasikan antara kantor dengan permukiman penduduk dan mulai memperluas kawasan komersil.
Sedangkan pengembangan hingga tahun 2045 akan menguatkan sektor pendidikan, kesehatan, dan industri dengan teknologi tinggi yang jauh lebih luas dan aman.
Lebih lanjut Bambang menguraikan, perencanaan pembangunan IKN Nusantara akan berorientasi pada kota hutan lestari. Hanya 25% dari yang akan dijadikan lingkungan terbangun, sedangkan 75% akan dipertahankan untuk kawasan hijau. Termasuk 65% sebagai hutan tropis yang akan berperan sebagai penyerap karbon.
"Saya mengundang Anda semua untuk menjadi bagian dari mitra pengetahuan aktif kami dan bergabung dengan kami dalam perjalanan pengetahuan bersejarah ini untuk menciptakan kota yang hijau, inklusif cerdas, tangguh, dan berkelanjutan," ajak Bambang dihadapan tamu negara G20 yang hadir.
Menurutnya Nusantara bukanlah proyek pembangunan kota biasa, karena didalam terdapat cita-cita besar perubahan suatu negara. Sebab kota akan di desain untuk melahirkan budaya kerja dan kehidupan yang baru.
"Ini bukan hanya tentang membangun bangunan fisik, tetapi juga mengubah bangsa, menetapkan budaya kerja baru, dan cara berpikir inovatif yang akan memungkinkan kita untuk mengatasi tantangan baru di masa depan, termasuk pos-pos perubahan iklim," pungkas Bambang.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda