UMKM Go Global, Bulu Mata Palsu dari Purbalingga Terbang hingga Eropa dan Amerika
Rabu, 16 November 2022 - 12:16 WIB
Sejak awal Dewi memang sudah memantapkan diri untuk berorientasi ekspor. Tak lama setelah merintis bisnisnya, produk bulu mata palsu Dewi langsung dilirik oleh buyer dari Prancis yang akhirnya menjadi destinasi ekspor pertama produk bulu mata palsu Dewi.
Kini, Dewi telah melakukan ekspor ke 16 negara, termasuk Meksiko, Kolombia, Turki, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) sebagai pasar terbesar produk bulu mata palsu.
Selain menjadi pahlawan bagi devisa negara melalui ekspor, lulusan sarjana hukum itu juga menjadi pahlawan bagi masyarakat lokal melalui pemberdayaan masyarakat dalam proses produksi.
Menurut Dewi, total masyarakat yang ikut terlibat dalam proses produksi sekitar 500-700 orang, di mana mayoritas adalah ibu rumah tangga.
Sebagai pengusaha yang terus ingin naik kelas sehingga bisa go global, Dewi memperkenalkan produknya kepada LPEI melalui Desa Sejahtera Astra.
Menurut dia, pendampingan dari LPEI telah membantu membukakan akses pasar, memperluas jejaring usaha, serta membantu mempromosikan produk bulu mata palsu Dewi kepada buyer maupun desainer kelas dunia. Ke depan, Dewi berharap bisa tetap dapat eksis di pasar global.
“Saya dikasih banyak kesempatan oleh LPEI untuk show off produk saya. Itu buat saya adalah sesuatu yang luar biasa sekali karena dari situ orang-orang bisa mengenal produk kita,” tuturnya.
Sementara itu, guna mewujudkan impian para srikandi ekspor lainnya untuk menduniakan produk Indonesia dan mendorong pelaku UMKM untuk ekspor secara berkelanjutan, LPEI akan terus melakukan community development melalui program Desa Devisa.
Kini, Dewi telah melakukan ekspor ke 16 negara, termasuk Meksiko, Kolombia, Turki, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) sebagai pasar terbesar produk bulu mata palsu.
Selain menjadi pahlawan bagi devisa negara melalui ekspor, lulusan sarjana hukum itu juga menjadi pahlawan bagi masyarakat lokal melalui pemberdayaan masyarakat dalam proses produksi.
Menurut Dewi, total masyarakat yang ikut terlibat dalam proses produksi sekitar 500-700 orang, di mana mayoritas adalah ibu rumah tangga.
Sebagai pengusaha yang terus ingin naik kelas sehingga bisa go global, Dewi memperkenalkan produknya kepada LPEI melalui Desa Sejahtera Astra.
Menurut dia, pendampingan dari LPEI telah membantu membukakan akses pasar, memperluas jejaring usaha, serta membantu mempromosikan produk bulu mata palsu Dewi kepada buyer maupun desainer kelas dunia. Ke depan, Dewi berharap bisa tetap dapat eksis di pasar global.
“Saya dikasih banyak kesempatan oleh LPEI untuk show off produk saya. Itu buat saya adalah sesuatu yang luar biasa sekali karena dari situ orang-orang bisa mengenal produk kita,” tuturnya.
Sementara itu, guna mewujudkan impian para srikandi ekspor lainnya untuk menduniakan produk Indonesia dan mendorong pelaku UMKM untuk ekspor secara berkelanjutan, LPEI akan terus melakukan community development melalui program Desa Devisa.
(ind)
tulis komentar anda