Tahun Depan Pengusaha Ritel Bakal Gencar Berekspansi
Kamis, 24 November 2022 - 19:41 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia ( Aprindo ) Roy N. Mandey mengatakan, pada tahun 2023 pelaku usaha ritel siap untuk melakukan ekspansi dengan membangun beberapa ritel baru. Upaya itu untuk menjaring sejumlah konsumen baru.
"Rencana ekspansi 2023 jelas sudah ada, ketika ada ekspansi maka akan ada konsumen baru di wilayah baru, kemudian potensi baru," kata Roy dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/11/2022).
Menurut Roy, ekspansi tersebut masih belum bisa memulihkan keadaan seperti yang terjadi sebelum pandemi. Namun untuk pembukaan ritel baru dikatakan setidaknya bisa lebih baik dibandingkan saat pandemi.
Roy menjelaskan, pada saat pandemi Covid 19, pembukaan ritel baru setidaknya terkoreksi 40%- 50%. Misal untuk pembukaan mini market, yang sebelum pandemi dalam sehari bisa membuka 6-7 toko, saat pandemi hanya terbuka 2-3 toko baru saja.
Demikian juga untuk super market maupun Hyper market yang terkoreksi saat adanya pembatasan mobilitas akibat pandemi selama dua tahun mewabah.
"Kalau 2023 kita melihat optimisme, bahwa ketika inflasi terjaga, kemudian menuju endemi, itu mungkin bisa di atas masa pandemi. Pada tahun 2023 memang beluk recovery, belum balik lagi hingga 6 toko sehari, bisa 4-5 toko sehari," kata Roy.
Menurut Roy optimisme untuk melakukan ekspansi itu datang dari komposisi penghitungan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih disumbangkan oleh konsumsi masyarakat.
"Pertumbuhan ekonomi kita Kuartal III 5,72% meningkat (dari kuartal II), dan 50,38% konsumsi rumah mengkontribusikan PDB Indonesia. Pengeluaran pemerintah, ekpor, dan impor, tidak lebih dominan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kita," pungkasnya.
"Rencana ekspansi 2023 jelas sudah ada, ketika ada ekspansi maka akan ada konsumen baru di wilayah baru, kemudian potensi baru," kata Roy dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/11/2022).
Menurut Roy, ekspansi tersebut masih belum bisa memulihkan keadaan seperti yang terjadi sebelum pandemi. Namun untuk pembukaan ritel baru dikatakan setidaknya bisa lebih baik dibandingkan saat pandemi.
Roy menjelaskan, pada saat pandemi Covid 19, pembukaan ritel baru setidaknya terkoreksi 40%- 50%. Misal untuk pembukaan mini market, yang sebelum pandemi dalam sehari bisa membuka 6-7 toko, saat pandemi hanya terbuka 2-3 toko baru saja.
Demikian juga untuk super market maupun Hyper market yang terkoreksi saat adanya pembatasan mobilitas akibat pandemi selama dua tahun mewabah.
"Kalau 2023 kita melihat optimisme, bahwa ketika inflasi terjaga, kemudian menuju endemi, itu mungkin bisa di atas masa pandemi. Pada tahun 2023 memang beluk recovery, belum balik lagi hingga 6 toko sehari, bisa 4-5 toko sehari," kata Roy.
Menurut Roy optimisme untuk melakukan ekspansi itu datang dari komposisi penghitungan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih disumbangkan oleh konsumsi masyarakat.
"Pertumbuhan ekonomi kita Kuartal III 5,72% meningkat (dari kuartal II), dan 50,38% konsumsi rumah mengkontribusikan PDB Indonesia. Pengeluaran pemerintah, ekpor, dan impor, tidak lebih dominan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kita," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda