Rupiah Perkasa Lawan Dolar Sore Ini, RI Diyakini Kebal Terhadap Resesi 2023
Kamis, 01 Desember 2022 - 16:36 WIB
JAKARTA - Kurs rupiah tampil perkasa saat melawan dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan, Kamis (1/12/2022). Nilai tukar rupiah ditutup menguat 169 poin di level Rp 15.563 atas dolar AS (USD) menjelang akhir pekan.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan penguatan ini didorong oleh keyakinan pemerintah Indonesia bahwa negara ini kebal terhadap resesi global yang diprediksi akan terjadi di tahun 2023.
"Pemerintah meyakini bahwa Indonesia kebal terhadap resesi global yang diprediksi akan terjadi di tahun depan, karena tingkat konsumsi dalam negeri yang cukup besar," terang Ibrahim.
Sementara itu berdasarkan data JISDOR BI, kurs rupiah bertengger di posisi Rp15.617 per USD. Raihan ini menguat dibandingkan sebelumnya Rp15.742/USD.
Adapun faktor positif lainnya, kata dia, Bank Indonesia merasa optimistis bahwa perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 4,5% hingga 5,3% pada 2022 di tengah tantangan risiko resesi yang menghantam dunia.
"Yang menopang membaiknya ekonomi adalah kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga yang kuat serta kinerja investasi yang meningkat," terang Ibrahim.
Meskipun sentimen internal positif, menurut dia, ada hal yang perlu diwaspadai, yaitu inflasi yang melonjak.
"Hati-hati dengan inflasi yang melonjak karena dipicu oleh harga energi dan pangan yang tinggi, suku bunga tinggi, penguatan dolar AS serta derasnya aliran modal asing yang keluar dari negara berkembang," imbuhnya.
Di samping itu, ia memprediksi, untuk perdagangan besok, Jumat (2/12) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 15.540 - Rp 15.590 per USD.
Baca Juga
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan penguatan ini didorong oleh keyakinan pemerintah Indonesia bahwa negara ini kebal terhadap resesi global yang diprediksi akan terjadi di tahun 2023.
"Pemerintah meyakini bahwa Indonesia kebal terhadap resesi global yang diprediksi akan terjadi di tahun depan, karena tingkat konsumsi dalam negeri yang cukup besar," terang Ibrahim.
Sementara itu berdasarkan data JISDOR BI, kurs rupiah bertengger di posisi Rp15.617 per USD. Raihan ini menguat dibandingkan sebelumnya Rp15.742/USD.
Adapun faktor positif lainnya, kata dia, Bank Indonesia merasa optimistis bahwa perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 4,5% hingga 5,3% pada 2022 di tengah tantangan risiko resesi yang menghantam dunia.
"Yang menopang membaiknya ekonomi adalah kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga yang kuat serta kinerja investasi yang meningkat," terang Ibrahim.
Meskipun sentimen internal positif, menurut dia, ada hal yang perlu diwaspadai, yaitu inflasi yang melonjak.
"Hati-hati dengan inflasi yang melonjak karena dipicu oleh harga energi dan pangan yang tinggi, suku bunga tinggi, penguatan dolar AS serta derasnya aliran modal asing yang keluar dari negara berkembang," imbuhnya.
Di samping itu, ia memprediksi, untuk perdagangan besok, Jumat (2/12) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 15.540 - Rp 15.590 per USD.
(akr)
tulis komentar anda