Masuki Tahun Politik, Harga BBM Diramal Tidak Naik di 2023
Kamis, 15 Desember 2022 - 10:16 WIB
JAKARTA - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diprediksi tak mengalami kenaikan pada tahun depan yang merupakan tahun politik bagi Indonesia. Adapun harga minyak dunia berfluktuasi dengan kecenderungan menurun saat ini.
Analis Kebijakan Ahli Madya, Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rahadian Zulfadin memperkirakan tidak akan ada kebijakan kenaikan tarif maupun harga yang diatur di tahun depan. Ini juga berlaku bagi kenaikan harga BBM yang kemungkinannya kecil akan dinaikkan.
"Kalau pun ada kenaikan tarif lain ini tidak semudah itu karena tahun depan tahun politik," ujarnya saat ditemui dalam acara Indef School of Political Economy Jurnalisme Ekonomi yang digelar di Jakarta, dikutip Kamis (15/12/2022).
Dia mengakui kenaikan BBM yang terjadi pada awal September lalu memang berdampak pada terkereknya angka inflasi nasional. Namun jika melihat data, sambung dia, kenaikan inflasi dari BBM itu masih belum sebesar yang dibayangkan. Saat itu, BBM diperkirakan mengerek inflasi hingga 6% namun ternyata realisasinya hanya 5,4%.
Jadi, menurut Rahadian, kenaikan harga BBM domestik berdampak besar ke inflasi tetapi realisasinya tidak sebesar yang diperkirakan. Kalaupun ada kenaikan harga, dampaknya terhadap inflasi juga tidak akan besar.
"Kalau tahun ini inflasi sudah tinggi, kemungkinan inflasi kita ini asumsinya lebih rendah dan terkendali di angka 3,66%, selain ada ancaman ekonomi yang melambat," imbuhnya.
Senada, Ekonom Senior Indef Muhammad Nawir Messi mengatakan, meskipun tahun depan masih ada potensi kenaikan harga pangan dan energi, harga BBM kemungkinan tidak akan naik lagi.
Menurut dia, menaikkan harga BBM di tahun politik adalah tindakan yang dapat mengancam para penguasa. Pasalnya, itu adalah kebijakan yang tidak populer dan bisa menyengsarakan rakyat.
Analis Kebijakan Ahli Madya, Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rahadian Zulfadin memperkirakan tidak akan ada kebijakan kenaikan tarif maupun harga yang diatur di tahun depan. Ini juga berlaku bagi kenaikan harga BBM yang kemungkinannya kecil akan dinaikkan.
"Kalau pun ada kenaikan tarif lain ini tidak semudah itu karena tahun depan tahun politik," ujarnya saat ditemui dalam acara Indef School of Political Economy Jurnalisme Ekonomi yang digelar di Jakarta, dikutip Kamis (15/12/2022).
Dia mengakui kenaikan BBM yang terjadi pada awal September lalu memang berdampak pada terkereknya angka inflasi nasional. Namun jika melihat data, sambung dia, kenaikan inflasi dari BBM itu masih belum sebesar yang dibayangkan. Saat itu, BBM diperkirakan mengerek inflasi hingga 6% namun ternyata realisasinya hanya 5,4%.
Jadi, menurut Rahadian, kenaikan harga BBM domestik berdampak besar ke inflasi tetapi realisasinya tidak sebesar yang diperkirakan. Kalaupun ada kenaikan harga, dampaknya terhadap inflasi juga tidak akan besar.
"Kalau tahun ini inflasi sudah tinggi, kemungkinan inflasi kita ini asumsinya lebih rendah dan terkendali di angka 3,66%, selain ada ancaman ekonomi yang melambat," imbuhnya.
Senada, Ekonom Senior Indef Muhammad Nawir Messi mengatakan, meskipun tahun depan masih ada potensi kenaikan harga pangan dan energi, harga BBM kemungkinan tidak akan naik lagi.
Menurut dia, menaikkan harga BBM di tahun politik adalah tindakan yang dapat mengancam para penguasa. Pasalnya, itu adalah kebijakan yang tidak populer dan bisa menyengsarakan rakyat.
tulis komentar anda