Wilayah Paling Kaya Gas di Blok East Natuna hanya Akan Diberikan ke Raksasa Migas
Senin, 26 Desember 2022 - 17:24 WIB
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) masih mempersiapkan lelang ulang Blok East Natuna di Kepulauan Riau. Diharapkan, lelang blok yang sudah mandek lebih dari 45 tahun ini dapat dilakukan dalam waktu dekat, sehingga pemenangnya dapat diumumkan pada Juni 2023 mendatang.
“Kita persiapkan untuk lelang sebelum Juni, sehingga bulan Juni 2023 kita bisa umumkan pemenangnya,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam keterangan pers, Senin (26/12/2022).
Blok East Natuna nantinya akan dibagi 3 wilayah kerja, dan wilayah D-Alpha merupakan blok migas yang paling besar. Cadangan gas di East Natuna merupakan yang terbesar di Indonesia, jumlahnya mencapai empat kali lipat Blok Masela. Namun kandungan CO2 yang lebih dari 70%, menjadikan blok ini tidak mudah dalam pengelolaannya.
“CO2-nya sangat tinggi, lebih dari 70%. Ini tidak mudah dalam mengelolanya dan untuk itu perlu kita tawarkan tersendiri yang D-Alpha ini ke dunia internasional dan diharapkan sampai ke perusahaan-perusahaan multinasional kelas besar yang mempunyai modal yang kuat, kompetensi tinggi dan berani mengambil risiko,” ujar Dirjen Migas.
Blok East Natuna memiliki potensi yang luar biasa besar, yakni mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF). Namun demikian, kandungan CO2 pada blok tersebut mencapai lebih dari 70%, sehingga yang bisa dieksploitasi kemungkinan hanya sekitar 46 TCF.
Pemerintah mengharapkan penerapan teknologi carbon capture and storage/carbon capture, utilization and storage (CCS/CCUS) dapat menjadi jawaban atas treatment pada kandungan CO2 yang besar pada lapangan migas di Indonesia.
“Kita persiapkan untuk lelang sebelum Juni, sehingga bulan Juni 2023 kita bisa umumkan pemenangnya,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam keterangan pers, Senin (26/12/2022).
Blok East Natuna nantinya akan dibagi 3 wilayah kerja, dan wilayah D-Alpha merupakan blok migas yang paling besar. Cadangan gas di East Natuna merupakan yang terbesar di Indonesia, jumlahnya mencapai empat kali lipat Blok Masela. Namun kandungan CO2 yang lebih dari 70%, menjadikan blok ini tidak mudah dalam pengelolaannya.
“CO2-nya sangat tinggi, lebih dari 70%. Ini tidak mudah dalam mengelolanya dan untuk itu perlu kita tawarkan tersendiri yang D-Alpha ini ke dunia internasional dan diharapkan sampai ke perusahaan-perusahaan multinasional kelas besar yang mempunyai modal yang kuat, kompetensi tinggi dan berani mengambil risiko,” ujar Dirjen Migas.
Blok East Natuna memiliki potensi yang luar biasa besar, yakni mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF). Namun demikian, kandungan CO2 pada blok tersebut mencapai lebih dari 70%, sehingga yang bisa dieksploitasi kemungkinan hanya sekitar 46 TCF.
Pemerintah mengharapkan penerapan teknologi carbon capture and storage/carbon capture, utilization and storage (CCS/CCUS) dapat menjadi jawaban atas treatment pada kandungan CO2 yang besar pada lapangan migas di Indonesia.
(uka)
tulis komentar anda