Kapan Blok Rokan Mulai Dibor? Ini Bocorannya
Senin, 13 Juli 2020 - 19:59 WIB
JAKARTA - PT. Pertamina tak bisa mengebor di Blok Rokan pada tahun ini, lantaran mengambil alih transisi dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) baru akan terjadi tahun depan. Agar tidak bernasib seperti Blok Mahakam, maka perlu ada investasi untuk pengeboran Blok Rokan demi menjaga produksi.
Menanggapi hal ini, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan Chevron bakal ngebor Blok Rokan pada Bulan November mendatang. Namun, pengeboran ini sedang dilakukan audit lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Setelah dilakukan audit akan ada hitung-hitungan untuk perbaikan lingkungannya.
“Targetnya tadinya November, saat ini posisi sedang dalam audit lingkungan. Iya rencana awal November mudah-mudahan,” ujar Dwi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (13/7/2020).
( )
Kata dia, Investasi daripada Chevron, imbuhnya, akan berdampak baik bagi PT Pertamina (Persero) saat proses ambil alih tahun depan. “Nanti pada saat ambil alih bisa lebih smooth, untuk menahan produksi juga. Lalu kemudian bagi Indonesia adalah investasi paling nggak,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan audit lingkungan ini diperlukan untuk menentukan besaran kebutuhan sumber daya yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan kewajiban pemulihan lingkungan CPI. Ini adalah isu yang terkait dengan investasi CPI di masa transisi karena CPI juga menginginkan tidak ada lagi beban yang tersisa sebagai kewajiban CPI terkait tanggung jawab paska operasi.
"Harapan pemerintah adalah transisi Blok Rokan dapat berjalan lancar melalui investasi di masa transisi dan kewajiban pemulihan lingkungan paska operasi juga dapat dilaksanakan dengan dana yang cukup sehingga ketika Pertamina mengambil alih optimasi produksi terjaga dan pertamina tidak dibebani," ungkapnya.
( )
Sebagai informasi sebelumnya sempat sudah menawarkan opsi Joint Drilling Agreemant (JDA) kepada Chevron. Dengan opsi tersebut, Chevron akan mengebor Blok Rokan tahun ini atas biaya Pertamina. Namun opsi JDA tersebut ditolak oleh Chevron dengan pertimbangan keekonomian yang tidak menarik.
Berdasarkan data, Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia. Blok migas seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dengan 3 lapangan di antaranya memiliki potensi minyak yang baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Adapun Blok Rokan telah beroperasi selama 68 tahun atau sejak 1952.
Dengan dikelolanya Blok Rokan oleh Pertamina mulai 9 Agustus 2021 mendatang, maka kontribusi produksi minyak Pertamina dibandingkan produksi minyak nasional akan meningkat dari 48% pada 2019 menjadi 60% di 2021.
Menanggapi hal ini, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan Chevron bakal ngebor Blok Rokan pada Bulan November mendatang. Namun, pengeboran ini sedang dilakukan audit lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Setelah dilakukan audit akan ada hitung-hitungan untuk perbaikan lingkungannya.
“Targetnya tadinya November, saat ini posisi sedang dalam audit lingkungan. Iya rencana awal November mudah-mudahan,” ujar Dwi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (13/7/2020).
( )
Kata dia, Investasi daripada Chevron, imbuhnya, akan berdampak baik bagi PT Pertamina (Persero) saat proses ambil alih tahun depan. “Nanti pada saat ambil alih bisa lebih smooth, untuk menahan produksi juga. Lalu kemudian bagi Indonesia adalah investasi paling nggak,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan audit lingkungan ini diperlukan untuk menentukan besaran kebutuhan sumber daya yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan kewajiban pemulihan lingkungan CPI. Ini adalah isu yang terkait dengan investasi CPI di masa transisi karena CPI juga menginginkan tidak ada lagi beban yang tersisa sebagai kewajiban CPI terkait tanggung jawab paska operasi.
"Harapan pemerintah adalah transisi Blok Rokan dapat berjalan lancar melalui investasi di masa transisi dan kewajiban pemulihan lingkungan paska operasi juga dapat dilaksanakan dengan dana yang cukup sehingga ketika Pertamina mengambil alih optimasi produksi terjaga dan pertamina tidak dibebani," ungkapnya.
( )
Sebagai informasi sebelumnya sempat sudah menawarkan opsi Joint Drilling Agreemant (JDA) kepada Chevron. Dengan opsi tersebut, Chevron akan mengebor Blok Rokan tahun ini atas biaya Pertamina. Namun opsi JDA tersebut ditolak oleh Chevron dengan pertimbangan keekonomian yang tidak menarik.
Berdasarkan data, Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia. Blok migas seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dengan 3 lapangan di antaranya memiliki potensi minyak yang baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Adapun Blok Rokan telah beroperasi selama 68 tahun atau sejak 1952.
Dengan dikelolanya Blok Rokan oleh Pertamina mulai 9 Agustus 2021 mendatang, maka kontribusi produksi minyak Pertamina dibandingkan produksi minyak nasional akan meningkat dari 48% pada 2019 menjadi 60% di 2021.
(akr)
tulis komentar anda