Gaungkan Hilirisasi di Davos, Menteri Bahlil Jamin Perizinan untuk Investor yang Serius
Rabu, 18 Januari 2023 - 18:33 WIB
DAVOS - “Silakan bawa teknologi, bawa modal, dan sebagian pasar. Kalau serius, seluruh perizinan akan diurus oleh pemerintah.” Itu seruan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat berbicara di Davos (18/1/2023) dalam rangkaian kegiatan Indonesia di tengah World Economic Forum 2023. Seruan ini menjadi bagian dari pesan utama Indonesia mengajak investor terjun ke industri hilirisasi .
Dalam keynote speech di depan komunitas internasional, Bahlil juga membuka sejumlah potensi investasi baru yang terbuka untuk investor, termasuk 21 komoditas yang masuk dalam daftar Hilirisasi Investasi Strategis (HIS) yang baru saja diumumkan pemerintah. Komoditas ini masuk dalam 8 sektor, di antaranya minerba, migas, sampai kehutanan dan perikanan.
Untuk menarik gairah investor di industri hilirisasi, sejumlah insentif ditawarkan oleh pemerintah, mulai dari insentif pajak seperti tax holiday dan tax allowance. Selain itu juga kemudahan untuk perizinan.
Pemerintah Indonesia terus mendorong agenda hilirisasi, dan tidak semua langkah diterima dengan baik oleh komunitas internasional, seperti pelarangan ekspor bahan baku hasil tambang. Bahkan saat ini Indonesia sedang menghadapi tuntutan dari Eropa di WTO untuk pelarangan ekspor nikel.
Namun Indonesia tetap akan menjalankan pelarangan ekspor bahan baku tambang untuk beberapa tahun ke depan, seperti bauksit, timah dan tembaga. Bahlil menambahkan, pelarangan ekspor bahan baku adalah bagian dari rangkaian untuk keberhasilan hilirisasi. Ia melihat kondisi yang sama juga pernah dilakukan oleh negara yang sekarang maju, dan Indonesia perlu melakukan itu.
“Kalau memang mau dituntut, silakan saja. Tapi kami sedang fokus untuk membangun perekonomian yang lebih infklusif dan membangun globalisasi yang lebih baik,” tegas Bahlil.
Baca Juga
Dalam keynote speech di depan komunitas internasional, Bahlil juga membuka sejumlah potensi investasi baru yang terbuka untuk investor, termasuk 21 komoditas yang masuk dalam daftar Hilirisasi Investasi Strategis (HIS) yang baru saja diumumkan pemerintah. Komoditas ini masuk dalam 8 sektor, di antaranya minerba, migas, sampai kehutanan dan perikanan.
Untuk menarik gairah investor di industri hilirisasi, sejumlah insentif ditawarkan oleh pemerintah, mulai dari insentif pajak seperti tax holiday dan tax allowance. Selain itu juga kemudahan untuk perizinan.
Pemerintah Indonesia terus mendorong agenda hilirisasi, dan tidak semua langkah diterima dengan baik oleh komunitas internasional, seperti pelarangan ekspor bahan baku hasil tambang. Bahkan saat ini Indonesia sedang menghadapi tuntutan dari Eropa di WTO untuk pelarangan ekspor nikel.
Namun Indonesia tetap akan menjalankan pelarangan ekspor bahan baku tambang untuk beberapa tahun ke depan, seperti bauksit, timah dan tembaga. Bahlil menambahkan, pelarangan ekspor bahan baku adalah bagian dari rangkaian untuk keberhasilan hilirisasi. Ia melihat kondisi yang sama juga pernah dilakukan oleh negara yang sekarang maju, dan Indonesia perlu melakukan itu.
“Kalau memang mau dituntut, silakan saja. Tapi kami sedang fokus untuk membangun perekonomian yang lebih infklusif dan membangun globalisasi yang lebih baik,” tegas Bahlil.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda