Potensi Ekspor Cangkang Sawit ke Jepang Capai 100 Miliar Yen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor cangkang sawit ke Jepang seiring meningkatnya kebutuhan bahan baku energi terbarukan di Negeri Matahari Terbit.
Presiden Direktur The Japan External Trade Organization (Jetro) Jakarta Keishi Suzuki mengungkapkan bahwa kebutuhan energi biomassa di Jepang saat ini sedang tinggi. Biomassa ini merupakan implementasi dari energi terbarukan untuk pembangkit tenaga listrik.
"Perhatian biomassa sebagai energi terbarukan semakin tinggi di Jepang. Saat ini di Jepang tengah direncanakan pembangunan 90 pembangkit tenaga listrik biomassa," kata Keishi dalam webinar secara virtual, Selasa (14/7/2020). (Baca juga: Jepang dan AS Bahas Lonjakan Kasus Covid-19 di Pangkalan Militer AS )
Untuk memenuhi kebutuhan energi terbarukan tersebut, Jepang membutuhkan bahan baku seperti cangkang kelapa sawit dan pelet kayu. Dalam hal ini, Indonesia sangat kaya akan bahan baku tersebut khususnya cangkang sawit.
"Indonesia merupakan penghasil cangkang sawit terbesar di dunia. Untuk itu perlu ada kerja sama akan hal ini. Kebutuhan cangkang sawit ini mencapai 10 juta ton. Jika diperdagangkan maka nilai ekspor berpotensi hingga 100 miliar Yen," terangnya.
Dalam perdagangan ini, dia meminta agar adanya kestabilan pasok serta harga yang dipatok secara jangka panjang. Sebab, pada dasarnya cangkang sawit ini merupakan barang sisa yang digunakan dari palm oil sehingga tidak menimbulkan biaya produksi atau zero production cost.
Presiden Direktur The Japan External Trade Organization (Jetro) Jakarta Keishi Suzuki mengungkapkan bahwa kebutuhan energi biomassa di Jepang saat ini sedang tinggi. Biomassa ini merupakan implementasi dari energi terbarukan untuk pembangkit tenaga listrik.
"Perhatian biomassa sebagai energi terbarukan semakin tinggi di Jepang. Saat ini di Jepang tengah direncanakan pembangunan 90 pembangkit tenaga listrik biomassa," kata Keishi dalam webinar secara virtual, Selasa (14/7/2020). (Baca juga: Jepang dan AS Bahas Lonjakan Kasus Covid-19 di Pangkalan Militer AS )
Untuk memenuhi kebutuhan energi terbarukan tersebut, Jepang membutuhkan bahan baku seperti cangkang kelapa sawit dan pelet kayu. Dalam hal ini, Indonesia sangat kaya akan bahan baku tersebut khususnya cangkang sawit.
"Indonesia merupakan penghasil cangkang sawit terbesar di dunia. Untuk itu perlu ada kerja sama akan hal ini. Kebutuhan cangkang sawit ini mencapai 10 juta ton. Jika diperdagangkan maka nilai ekspor berpotensi hingga 100 miliar Yen," terangnya.
Dalam perdagangan ini, dia meminta agar adanya kestabilan pasok serta harga yang dipatok secara jangka panjang. Sebab, pada dasarnya cangkang sawit ini merupakan barang sisa yang digunakan dari palm oil sehingga tidak menimbulkan biaya produksi atau zero production cost.
(ind)