Ekonomi AS Tumbuh 2,9% di Kuartal IV 2022, Investor Khawatir Terjadi Resesi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang lebih baik tahun lalu dibandingkan perkiraan meskipun suku bunga naik dan biaya hidup melonjak. Melansir BBC, ekonomi AS secara resmi tumbuh sebesar 2,9% di kuartal IV 2022 turun dibandingkan kuartal sebelumnya 3,2% akibat terdampak penjualan rumah dan konstruksi anjlok.
Sejumlah analis hingga investor khawatir ekonomi AS menuju jurang resesi meskipun pasar pekerjaan masih terus bertahan. Tingkat pengangguran menurun meskipun ekonomi melemah. Penjualan ritel pada Desember turun 1,1% dari bulan sebelumnya. Hal itu senada dengan industri manufaktur, sementara pasar saham turun tajam.
Tak berhenti di situ, investasi perumahan yang sensitif dengan penurunan suku bunga anjlok pada tingkat tahunan hampir 27% dalam tiga bulan hingga Desember didorong penurunan pembangunan rumah baru. Sementara, belanja konsumen sebagai penggerak utama ekonomi AS, berlanjut dengan kecepatan solid meskipun melambat.
Tahun lalu, Federal Reserve menaikkan suku bunga dari mendekati nol menjadi lebih dari 4% tingkat tertinggi dalam 15 tahun. Dengan menaikkan biaya pinjaman, bank mendorong konsumen untuk menabung dan mendorong penurunan belanja untuk mengurangi tekanan yang mendorong kenaikan harga. Tapi itu berisiko memicu pelambatan ekonomi yang lebih parah, yang bisa membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan.
Laporan pemutusan hubungan kerja telah meningkat. Perusahaan manufaktur seperti 3M, perusahaan kimia Dow, dan perusahaan teknologi IBM dan SAP termasuk di antara perusahaan besar yang mengumumkan redudansi besar pekan ini. Tetapi yang lain, seperti rantai restoran Chipotle justru menambah pekerja.
Pejabat Fed mengatakan, mereka tetap berharap ekonomi dapat menyesuaikan diri tanpa kehilangan pekerjaan besar-besaran, memungkinkan kampanye kenaikan suku bunga mereka berakhir dengan apa yang disebut soft landing.
"Selama hampir satu tahun, Federal Reserve telah berusaha mencapai soft landing dengan menaikkan suku bunga jangka pendek cukup untuk menurunkan inflasi tanpa menyebabkan resesi. Jelas ekonomi tetap relatif kuat dalam menghadapi upaya The Fed, menunjukkan mereka berhasil," kata Direktur Pelaksana di Charles Schwab UK, Richard Flynn. "Namun, investor mungkin khawatir bahwa angka hari ini agak menipu karena data terbaru lainnya menunjukkan resesi," ungkapnya.
Sejumlah analis hingga investor khawatir ekonomi AS menuju jurang resesi meskipun pasar pekerjaan masih terus bertahan. Tingkat pengangguran menurun meskipun ekonomi melemah. Penjualan ritel pada Desember turun 1,1% dari bulan sebelumnya. Hal itu senada dengan industri manufaktur, sementara pasar saham turun tajam.
Tak berhenti di situ, investasi perumahan yang sensitif dengan penurunan suku bunga anjlok pada tingkat tahunan hampir 27% dalam tiga bulan hingga Desember didorong penurunan pembangunan rumah baru. Sementara, belanja konsumen sebagai penggerak utama ekonomi AS, berlanjut dengan kecepatan solid meskipun melambat.
Tahun lalu, Federal Reserve menaikkan suku bunga dari mendekati nol menjadi lebih dari 4% tingkat tertinggi dalam 15 tahun. Dengan menaikkan biaya pinjaman, bank mendorong konsumen untuk menabung dan mendorong penurunan belanja untuk mengurangi tekanan yang mendorong kenaikan harga. Tapi itu berisiko memicu pelambatan ekonomi yang lebih parah, yang bisa membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan.
Laporan pemutusan hubungan kerja telah meningkat. Perusahaan manufaktur seperti 3M, perusahaan kimia Dow, dan perusahaan teknologi IBM dan SAP termasuk di antara perusahaan besar yang mengumumkan redudansi besar pekan ini. Tetapi yang lain, seperti rantai restoran Chipotle justru menambah pekerja.
Pejabat Fed mengatakan, mereka tetap berharap ekonomi dapat menyesuaikan diri tanpa kehilangan pekerjaan besar-besaran, memungkinkan kampanye kenaikan suku bunga mereka berakhir dengan apa yang disebut soft landing.
"Selama hampir satu tahun, Federal Reserve telah berusaha mencapai soft landing dengan menaikkan suku bunga jangka pendek cukup untuk menurunkan inflasi tanpa menyebabkan resesi. Jelas ekonomi tetap relatif kuat dalam menghadapi upaya The Fed, menunjukkan mereka berhasil," kata Direktur Pelaksana di Charles Schwab UK, Richard Flynn. "Namun, investor mungkin khawatir bahwa angka hari ini agak menipu karena data terbaru lainnya menunjukkan resesi," ungkapnya.
(nng)