Wall Street Dibuka Turun, Terbebani Lonjakan Harga Produsen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga indeks Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Kamis (16/2), setelah indeks harga produsen Amerika Serikat menunjukkan penguatan pada periode Januari 2023. Lonjakan harga di tingkat pabrik memicu kekhawatiran inflasi, dan ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi.
Dow Jones Industrial Average (DJI) melemah 0,84% di 33.840,70, S&P 500 (SPX) turun 1,21% di 4.097,57, dan Nasdaq Composite (IXIC) koreksi 1,40% menjadi 11.901,86.
Tiga top gainers di bawah SPX antara lain West Pharmaceutical Services menguat 13,64% di USD317,25, Cisco tumbuh 3,87% di USD50,33, dan Republic Services naik 3,50% di USD130,21.
Sedangkan tiga top losers SPX yakni Synopsys merosot 7,17% di USD352,29, Vulcan Materials melemah 7,06% di USD181,66, dan Host Hotels Resorts turun 6,78% di USD17,18.
Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan indeks harga produsen untuk perhitungan bulanan naik 0,7% (MtM) dari periode Desember 2022. Secara tahunan, PPI menguat 6% (YoY) alias lebih rendah dari Desember.
Data lain juga menunjukkan tingkat pengangguran AS melandai pada pekan lalu, menunjukkan lebih banyak bukti bahwa ketahanan ekonomi AS cukup ketat di tengah tren suku bunga. Analis melihat lonjakan inflasi masih tetap tinggi. Hal ini dapat memicu kekhawatiran baru terhadap suku bunga di masa depan.
"Sekarang harapannya adalah The Fed kemungkinan akan mengambil suku bunga lebih tinggi dan lebih agresif ke depannya," kata Kepala Investasi Independent Advisor Alliance, dilansir Reuters, Kamis (16/2/2023).
Percepatan inflasi di awal tahun ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan para pelaku pasar modal, bahwa bank sentral berpotensi belum menurunkan nada hawkishnya dalam waktu dekat, apalagi memilih untuk memangkas suku bunga akhir tahun ini.
Konsensus pasar memprediksi The Fed akan mendorong Fed funds rate di atas 5% pada bulan Mei, dan mempertahankannya hingga akhir tahun.
Dow Jones Industrial Average (DJI) melemah 0,84% di 33.840,70, S&P 500 (SPX) turun 1,21% di 4.097,57, dan Nasdaq Composite (IXIC) koreksi 1,40% menjadi 11.901,86.
Tiga top gainers di bawah SPX antara lain West Pharmaceutical Services menguat 13,64% di USD317,25, Cisco tumbuh 3,87% di USD50,33, dan Republic Services naik 3,50% di USD130,21.
Sedangkan tiga top losers SPX yakni Synopsys merosot 7,17% di USD352,29, Vulcan Materials melemah 7,06% di USD181,66, dan Host Hotels Resorts turun 6,78% di USD17,18.
Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan indeks harga produsen untuk perhitungan bulanan naik 0,7% (MtM) dari periode Desember 2022. Secara tahunan, PPI menguat 6% (YoY) alias lebih rendah dari Desember.
Data lain juga menunjukkan tingkat pengangguran AS melandai pada pekan lalu, menunjukkan lebih banyak bukti bahwa ketahanan ekonomi AS cukup ketat di tengah tren suku bunga. Analis melihat lonjakan inflasi masih tetap tinggi. Hal ini dapat memicu kekhawatiran baru terhadap suku bunga di masa depan.
"Sekarang harapannya adalah The Fed kemungkinan akan mengambil suku bunga lebih tinggi dan lebih agresif ke depannya," kata Kepala Investasi Independent Advisor Alliance, dilansir Reuters, Kamis (16/2/2023).
Percepatan inflasi di awal tahun ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan para pelaku pasar modal, bahwa bank sentral berpotensi belum menurunkan nada hawkishnya dalam waktu dekat, apalagi memilih untuk memangkas suku bunga akhir tahun ini.
Konsensus pasar memprediksi The Fed akan mendorong Fed funds rate di atas 5% pada bulan Mei, dan mempertahankannya hingga akhir tahun.
(nng)