Peningkatan Produksi Minyak China Beri Angin Segar Industri Pelayaran RI
loading...
A
A
A
Lockdown Covid-19 juga menutup semua galangan scrap kapal, sehingga banyak kapal yang terpaksa tetap dioperasikan, padahal seharusnya dibesi-tuakan. Ketika galangan scrap kapal di Asia Selatan mulai dibuka, ini akan memungkinkan sebanyak 3,1 juta DWT kapal yang sudah tua dan tidak efisien dikeluarkan dari armada kapal tanker yang beroperasi dan dibesi-tuakan menurut perkiraan Braemar ACM.
Pemulihan permintaan minyak China yang cepat yang telah mengakibatkan permintaan minyak melonjak menjadi 13 juta barel per hari pada kuartal kedua dan diperkirakan akan lebih tinggi lagi year on year (yoy) mulai kuartal ketiga 2020 dan seterusnya dibandingkan dengan 2019, menurut Wood Mackenzie, telah menyebabkan kepadatan pelabuhan yang parah dengan jumlah kapal yang menunggu untuk membongkar muatan mereka meningkat dari kurang dari 10 kapal pada bulan April menjadi lebih dari 70 kapal pada bulan Juni. Situasi ini diperkirakan akan berlangsung selama dua hingga tiga bulan karena impor China yang tetap kuat.
"Ketika ekonomi negara lain dibuka kembali dan bergabung dengan China dalam mengimpor lebih banyak minyak, permintaan minyak diperkirakan akan melonjak dan kepadatan pelabuhan di seluruh dunia akan meningkat," terangnya.
Permintaan bahan bakar India yang telah turun 60% diperkirakan akan kembali ke tingkat pra-pandemi pada bulan September 2020, menurut Menteri Perminyakan India. Bahkan di Amerika Serikat pun permintaan BBM telah pulih dengan pesat dan telah kembali ke tingkat pra-coronavirus pada bulan Juli 2020. Kepadatan pelabuhan akan mengurangi ketersediaan tanker.
Yang lebih penting lagi, para produsen minyak dunia akan meningkatkan produksi mereka secara substansial di bulan Agustus. IEA memperkirakan produksi dari OPEC+ akan naik 2 juta barel per hari pada Agustus 2020 dan 2,7 juta barel per hari mulai Q3 2020 hingga Q4 2020. Produsen shale oil Amerika Serikat juga diperkirakan akan meningkatkan produksi mereka sebesar 1,5 juta barel per hari sejak Agustus. Bersama dengan pulihnya produksi minyak Libya yang menambahkan total 0,9 juta barel minyak per hari tambahan, dalam waktu dekat akan ada tambahan 4,4 - 5,1 juta barel minyak per hari dari produksi baru yang akan meningkatkan permintaan atas kapal tanker secara signifikan.
Mengingat besarnya pemulihan permintaan untuk kapal tanker dari peningkatan produksi minyak dan kendala ketersediaan kapal tanker karena kepadatan pelabuhan yang parah sebagai akibat dari pemulihan permintaan minyak yang cepat, kembalinya scrap kapal dan banyaknya kapal tanker yang akan berhenti operasi sementara untuk menjalankan kewajiban docking pemeliharaan, tarif kapal tanker internasional diperkirakan akan tetap tinggi hingga akhir tahun 2020 dan berlanjut hingga tahun 2021.
Pemulihan permintaan minyak China yang cepat yang telah mengakibatkan permintaan minyak melonjak menjadi 13 juta barel per hari pada kuartal kedua dan diperkirakan akan lebih tinggi lagi year on year (yoy) mulai kuartal ketiga 2020 dan seterusnya dibandingkan dengan 2019, menurut Wood Mackenzie, telah menyebabkan kepadatan pelabuhan yang parah dengan jumlah kapal yang menunggu untuk membongkar muatan mereka meningkat dari kurang dari 10 kapal pada bulan April menjadi lebih dari 70 kapal pada bulan Juni. Situasi ini diperkirakan akan berlangsung selama dua hingga tiga bulan karena impor China yang tetap kuat.
"Ketika ekonomi negara lain dibuka kembali dan bergabung dengan China dalam mengimpor lebih banyak minyak, permintaan minyak diperkirakan akan melonjak dan kepadatan pelabuhan di seluruh dunia akan meningkat," terangnya.
Permintaan bahan bakar India yang telah turun 60% diperkirakan akan kembali ke tingkat pra-pandemi pada bulan September 2020, menurut Menteri Perminyakan India. Bahkan di Amerika Serikat pun permintaan BBM telah pulih dengan pesat dan telah kembali ke tingkat pra-coronavirus pada bulan Juli 2020. Kepadatan pelabuhan akan mengurangi ketersediaan tanker.
Yang lebih penting lagi, para produsen minyak dunia akan meningkatkan produksi mereka secara substansial di bulan Agustus. IEA memperkirakan produksi dari OPEC+ akan naik 2 juta barel per hari pada Agustus 2020 dan 2,7 juta barel per hari mulai Q3 2020 hingga Q4 2020. Produsen shale oil Amerika Serikat juga diperkirakan akan meningkatkan produksi mereka sebesar 1,5 juta barel per hari sejak Agustus. Bersama dengan pulihnya produksi minyak Libya yang menambahkan total 0,9 juta barel minyak per hari tambahan, dalam waktu dekat akan ada tambahan 4,4 - 5,1 juta barel minyak per hari dari produksi baru yang akan meningkatkan permintaan atas kapal tanker secara signifikan.
Mengingat besarnya pemulihan permintaan untuk kapal tanker dari peningkatan produksi minyak dan kendala ketersediaan kapal tanker karena kepadatan pelabuhan yang parah sebagai akibat dari pemulihan permintaan minyak yang cepat, kembalinya scrap kapal dan banyaknya kapal tanker yang akan berhenti operasi sementara untuk menjalankan kewajiban docking pemeliharaan, tarif kapal tanker internasional diperkirakan akan tetap tinggi hingga akhir tahun 2020 dan berlanjut hingga tahun 2021.
(nng)