Jelang Rilis Pertemuan The Fed, Wall Street Dibuka Naik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Rabu (22/2/2023), menjelang pengumuman hasil pertemuan Rapat Dewan Kebijakan The Fed pada periode Januari 2023, yang dijadwalkan akan terbit pukul 2 dini hari nanti. Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 0,20% di 33.194,74, S&P 500 (SPX) menguat 0,09% di 4.000,93, dan Nasdaq Composite (IXIC) tumbuh 0,25% menjadi 11.520,96.
Tiga top gainers di bawah SPX antara lain Diamondback menguat 5,03% di USD140,97, Caesars tumbuh 2,99% di USD52,75, dan ServiceNow Inc naik 2,78% di USD443,85. Sedangkan tiga top losers SPX, yakni Keysight Technologies merosot 10,84% di USD163,15, Charles River Laboratories melemah 10,69% di USD217,56, dan News Corp turun 4,07% di USD17,66.
Notulensi kebijakan bank sentral Amerika Serikat dapat menjadi petunjuk bagi para pelaku pasar modal terkait pengetatan moneter di masa depan, termasuk soal peluang suku bunga yang lebih tinggi.
"Kita melihat seluruh indikator menunjukkan The Fed masih tetap hawkish dalam melawan inflasi," kata President Fed wilayah St Louis, James Bullard, dilansir Reuters, Rabu (22/2/2023).
Otoritas keuangan Paman Sam tengah fokus untuk membawa inflasi sesuai target di level 2%, dengan tetap mengerek suku bunga. Kendati perlambatan ekonomi menjadi ancaman, lonjakan inflasi masih menjadi fokus utama The Fed.
Konsensus pasar melihat Fed Funds Rate dapat melonjak hingga 5,35% pada bulan Juli 2023, dan disebut dapat bertahan di level tersebut hingga tutup tahun ini.
Tiga top gainers di bawah SPX antara lain Diamondback menguat 5,03% di USD140,97, Caesars tumbuh 2,99% di USD52,75, dan ServiceNow Inc naik 2,78% di USD443,85. Sedangkan tiga top losers SPX, yakni Keysight Technologies merosot 10,84% di USD163,15, Charles River Laboratories melemah 10,69% di USD217,56, dan News Corp turun 4,07% di USD17,66.
Notulensi kebijakan bank sentral Amerika Serikat dapat menjadi petunjuk bagi para pelaku pasar modal terkait pengetatan moneter di masa depan, termasuk soal peluang suku bunga yang lebih tinggi.
"Kita melihat seluruh indikator menunjukkan The Fed masih tetap hawkish dalam melawan inflasi," kata President Fed wilayah St Louis, James Bullard, dilansir Reuters, Rabu (22/2/2023).
Otoritas keuangan Paman Sam tengah fokus untuk membawa inflasi sesuai target di level 2%, dengan tetap mengerek suku bunga. Kendati perlambatan ekonomi menjadi ancaman, lonjakan inflasi masih menjadi fokus utama The Fed.
Konsensus pasar melihat Fed Funds Rate dapat melonjak hingga 5,35% pada bulan Juli 2023, dan disebut dapat bertahan di level tersebut hingga tutup tahun ini.
(uka)