Pacu Transformasi UMKM Indonesia, dari Digitalisasi Menuju Go Export
loading...
A
A
A
Lebih lanjut, Sunarso juga menyampaikan optimisme akan prospek UMKM pada tahun ini. Dia meyakini bisnis UMKM diyakini bakal tetap melaju dan tangguh di tengah kekhawatiran resesi global.
Menurut Sunarso, ada dua faktor yang membuat Indonesia bisa tahan akan resesi di 2023, di antaranya terkait konsumsi dalam negeri dan optimisme akan kondisi UMKM. "Dua faktor inilah yang membuat kita memiliki ketahanan akan kondisi di 2023," ujarnya melalui siaran pers, Senin (13/2/2023).
Sebagai informasi, kondisi perekonomian Indonesia yang terus membaik pasca pandemi membuat pelaku UMKM terus bergeliat. Merujuk riset Indeks Bisnis UMKM kuartal IV/2022, aktivitas bisnis UMKM semakin meningkat, di mana Indeks Bisnis UMKM naik dari 103,2 pada kuartal III/2022 menjadi 105,9 di kuartal IV/2022.
Pacu Ekspor Produk UMKM
Kementerian Koordinator bidang Perekonomian melaporkan, kontribusi ekspor produk UMKM Indonesia naik dari 14,37% pada 2020 menjadi 15,69% pada 2021.
Melihat pangsa pasar ekspor untuk UMKM masih sangat besar, kontribusi ekspor UMKM ditargetkan meningkat hingga 17% pada tahun 2024.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah memberi dukungan penuh agar UMKM bisa berkembang dan go international.
Untuk itu, Kementerian Perdagangan juga terus mengembangkan pasar baru sebagai tujuan ekspor produk-produk Indonesia, termasuk produk buatan UMKM. Adapun beberapa pasar ekspor nontradisional di antaranya Asia Selatan, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Timur.
Menurut Mendag, pasar nontradisional ini memiliki karakteristik yang tepat untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah, seperti jumlah penduduk yang besar, daya beli yang tinggi, dan minat terhadap produk-produk UMKM.
“Alternatif-alternatif pasar nontradisional yang kami terus buka ini cocok bila dijajaki UMKM,” kata Mendag dalam keterangan resmi, Senin (27/2/2023).
Menurut Sunarso, ada dua faktor yang membuat Indonesia bisa tahan akan resesi di 2023, di antaranya terkait konsumsi dalam negeri dan optimisme akan kondisi UMKM. "Dua faktor inilah yang membuat kita memiliki ketahanan akan kondisi di 2023," ujarnya melalui siaran pers, Senin (13/2/2023).
Sebagai informasi, kondisi perekonomian Indonesia yang terus membaik pasca pandemi membuat pelaku UMKM terus bergeliat. Merujuk riset Indeks Bisnis UMKM kuartal IV/2022, aktivitas bisnis UMKM semakin meningkat, di mana Indeks Bisnis UMKM naik dari 103,2 pada kuartal III/2022 menjadi 105,9 di kuartal IV/2022.
Pacu Ekspor Produk UMKM
Kementerian Koordinator bidang Perekonomian melaporkan, kontribusi ekspor produk UMKM Indonesia naik dari 14,37% pada 2020 menjadi 15,69% pada 2021.
Melihat pangsa pasar ekspor untuk UMKM masih sangat besar, kontribusi ekspor UMKM ditargetkan meningkat hingga 17% pada tahun 2024.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah memberi dukungan penuh agar UMKM bisa berkembang dan go international.
Untuk itu, Kementerian Perdagangan juga terus mengembangkan pasar baru sebagai tujuan ekspor produk-produk Indonesia, termasuk produk buatan UMKM. Adapun beberapa pasar ekspor nontradisional di antaranya Asia Selatan, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Timur.
Menurut Mendag, pasar nontradisional ini memiliki karakteristik yang tepat untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah, seperti jumlah penduduk yang besar, daya beli yang tinggi, dan minat terhadap produk-produk UMKM.
“Alternatif-alternatif pasar nontradisional yang kami terus buka ini cocok bila dijajaki UMKM,” kata Mendag dalam keterangan resmi, Senin (27/2/2023).