Dibayangi Resesi Ekonomi RI Tetap Kondusif, Kinerja APBN Tuai Hasil Positif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ancaman resesi global yang menghantui di tahun 2023 tak lantas membuat ekonomi Indonesia terpuruk. Kinerja ekonomi RI hingga akhir Januari lalu menjadi salah satu yang paling resilient di dunia.
Tren pertumbuhan ekonomi nasional pun menunjukan hasil positif di seluruh wilayah dan sektor industri, yang diikuti melandainya inflasi dan surplus pada neraca perdagangan.
Kinerja APBN awal tahun 2023 menunjukkan hasil yang sangat positif, dengan anggaran pendapatan dan anggaran belanja negara masing-masing mencapai nilai Rp232,2 triliun dan Rp141,4 triliun atau tumbuh 48,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 11,2 (yoy).
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Kementerian Keuangan, Hatta Wardhana mengatakan, hasil positif tersebut terjadi salah satunya disumbang oleh penerimaan dari sektor bea masuk, bea keluar, dan cukai.
“Kinerja penerimaan kepabeanan dan cukai masih berjalan sesuai jalurnya. Tercatat penerimaan bea masuk saat ini telah mencapai angka Rp4,09 triliun atau naik 22,56% (yoy),” ungkapnya, Selasa (28/2/2023).
Dia melanjutkan, sektor cukai juga menunjukan tren positif dengan mengumpulkan penerimaan sebesar Rp18,4 triliun atau meningkat 4,97% (yoy). Di sisi lain, bea keluar justru mengalami perlambatan dengan hanya mengumpulkan penerimaan sebesar Rp1,6 triliun.
“Kondisi ini terjadi akibat adanya penurunan harga CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah) dan jumlah ekspor komoditi mineral tambang,” terang dia.
Selain kontribusi dari sektor penerimaan, Bea Cukai juga mendorong peningkatan perekonomian nasional melalui berbagai sektor lainnya.
Hatta menyontohkan dalam fungsi pengawasan, pihaknya secara konsisten berperan aktif mencegah masuk dan beredarnya barang ilegal ke wilayah NKRI.
Selain itu, dalam mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi industri dalam negeri, Bea Cukai juga melakukan pendampingan, asistensi, serta pemberian fasilitas kepada para pelaku usaha demi mendongkrak upaya pemulihan ekonomi nasional.
Hatta menegaskan bahwa kinerja APBN yang baik terus diupayakan oleh pemerintah guna memberikan manfaat langsung terhadap masyarakat melalui alokasi di bidang kesehatan, ketahanan pangan, pendidikan, dan perlindungan sosial.
“Hingga akhir Januari lalu realisasi APBN telah direalisasikan dalam berbagai bidang, sebagai contoh anggaran kesehatan masyarakat dan BPJS yaitu sebesar Rp5,3 triliun, anggaran ketahanan pangan sebesar Rp0,9 triliun, dan perlindungan sosial Rp14,6 triliun,” urainya.
Tak lupa, pemerintah sebagai pengelola APBN mengapresiasi segala kontribusi masyarakat dan mengajak untuk tetap mendukung kinerja APBN 2023 agar semakin baik, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kondisi perekonomian nasional.
Tren pertumbuhan ekonomi nasional pun menunjukan hasil positif di seluruh wilayah dan sektor industri, yang diikuti melandainya inflasi dan surplus pada neraca perdagangan.
Kinerja APBN awal tahun 2023 menunjukkan hasil yang sangat positif, dengan anggaran pendapatan dan anggaran belanja negara masing-masing mencapai nilai Rp232,2 triliun dan Rp141,4 triliun atau tumbuh 48,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 11,2 (yoy).
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Kementerian Keuangan, Hatta Wardhana mengatakan, hasil positif tersebut terjadi salah satunya disumbang oleh penerimaan dari sektor bea masuk, bea keluar, dan cukai.
“Kinerja penerimaan kepabeanan dan cukai masih berjalan sesuai jalurnya. Tercatat penerimaan bea masuk saat ini telah mencapai angka Rp4,09 triliun atau naik 22,56% (yoy),” ungkapnya, Selasa (28/2/2023).
Dia melanjutkan, sektor cukai juga menunjukan tren positif dengan mengumpulkan penerimaan sebesar Rp18,4 triliun atau meningkat 4,97% (yoy). Di sisi lain, bea keluar justru mengalami perlambatan dengan hanya mengumpulkan penerimaan sebesar Rp1,6 triliun.
“Kondisi ini terjadi akibat adanya penurunan harga CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah) dan jumlah ekspor komoditi mineral tambang,” terang dia.
Selain kontribusi dari sektor penerimaan, Bea Cukai juga mendorong peningkatan perekonomian nasional melalui berbagai sektor lainnya.
Hatta menyontohkan dalam fungsi pengawasan, pihaknya secara konsisten berperan aktif mencegah masuk dan beredarnya barang ilegal ke wilayah NKRI.
Selain itu, dalam mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi industri dalam negeri, Bea Cukai juga melakukan pendampingan, asistensi, serta pemberian fasilitas kepada para pelaku usaha demi mendongkrak upaya pemulihan ekonomi nasional.
Hatta menegaskan bahwa kinerja APBN yang baik terus diupayakan oleh pemerintah guna memberikan manfaat langsung terhadap masyarakat melalui alokasi di bidang kesehatan, ketahanan pangan, pendidikan, dan perlindungan sosial.
“Hingga akhir Januari lalu realisasi APBN telah direalisasikan dalam berbagai bidang, sebagai contoh anggaran kesehatan masyarakat dan BPJS yaitu sebesar Rp5,3 triliun, anggaran ketahanan pangan sebesar Rp0,9 triliun, dan perlindungan sosial Rp14,6 triliun,” urainya.
Tak lupa, pemerintah sebagai pengelola APBN mengapresiasi segala kontribusi masyarakat dan mengajak untuk tetap mendukung kinerja APBN 2023 agar semakin baik, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kondisi perekonomian nasional.
(ind)