Erick Thohir Wanti-wanti: Jangan Kaget Kalau Impor BBM Bisa 3 Kali Lipat

Selasa, 28 Februari 2023 - 19:04 WIB
loading...
Erick Thohir Wanti-wanti:...
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir wanti-wanti soal kemungkinan peningkatan impor minyak mentah yang dilakukan Indonesia, begini penjelasannya. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir wanti-wanti soal kemungkinan peningkatan impor minyak yang dilakukan Indonesia. Hal itu sejalan dengan upaya pemerintah memperluas bisnis industri petrokimia (petrochemical) di dalam negeri.



Hingga turunan petrokimia digunakan di sektor farmasi untuk pembuatan obat-obatan hingga industri pakaian. Adapun bahan baku utama petrokimia berupa minyak bumi dan gas.

"Dengan meningkatnya industri obat-obatan, industri pakaian, jangan kaget kalau impor BBM kita bisa double dan triple dari hari ini. Siap enggak? Belum tentu," ujar Erick Thohir dalam Economic Outlook 2023 di St Regis Hotel, Jakarta Selatan, Selasa (28/2/2023).



Erick menilai penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri juga tidak serta merta mengurangi impor minyak mentah. Menurutnya, Pertamina tetap melakukan impor hingga meningkatkan produksi minyak bumi dan gas untuk kepentingan industri petrokimia di dalam negeri.

Bahkan, pemerintah akan mengalihkan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tadinya digunakan untuk kendaraan roda empat dan dua menjadi bahan baku dalam industri petrokimia.

"Ketika banyak mobil listrik, motor listrik, banyak juga pembangunan yang lainnya, ada power-nya, ada mobil listriknya, jadi kan kita harapan apa pengurangan impor BBM, salah. Kenapa tidak dikurangi? Karena apa, tadinya konsumsi yang kita pakai di mobil, motor, dll, itu nanti shifting ke petrochemical," katanya.

Dia memperkirakan penggunaan bahan bakar berbasis fosil untuk konsumsi kendaraan dan rumah tangga menjadi berkurang hingga 50 persen, lantaran masifikasi penggunaan kendaraan listrik. Pengurangan itupun dialihkan ke industri petrokimia.

"Artinya produksi minyak tidak boleh turun, paling tidak harus stabil. Kalau nanti kebutuhan motor mobil dll, rumah listrik dan segala berkurang 50 persen, tapi petrochemical naik. Kita ada hasilnya, dan itu untuk meningkatkan produksi kita," ucap dia.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2202 seconds (0.1#10.140)