Dana PEN Mengucur, Pedagang Martabak pun Mulai Rasakan Manfaatnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perlahan namun pasti, guyuran dana ratusan triliun rupiah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) , khususnya bagi pelaku koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mulai dirasakan manfaatnya. Tak sedikit pelaku UMKM yang usahanya limbung terdampak Covid-19 kini mulai bangkit kembali.
Salah satunya adalah Sukma Nuralim, seorang pedagang martabak keliling yang berusaha di Bintaro, Jakarta Selatan. Pada 2018, pelaku usaha mikro dengan brand Martabak Galbes (Tegal-Brebes) ini memperoleh KUR Mikro dari Bank BNI sebesar Rp25 juta. Usaha Sukma sempat berkembang dengan pesat. Namun, pandemi Covid-19 membuat usahanya mulai tersendat.
(Baca Juga: Langkah Erick Thohir Gandeng KPK Kawal Dana PEN Dinilai Tepat)
"Sebelum pandemi, omzet usaha saya per hari tak kurang dari Rp2 juta. Setelah pandemi tak bisa lebih dari Rp1 juta," jelas Sukma dalam keterangan pers Kementerian Koperasi dan UKM, Jumat (17/7/2020).
Untungnya, lanjut Sukma, lewat program PEN dengan skema restrukturisasi kredit, Bank BNI menawarkan tambahan permodalan (KUR Mikro) sebesar Rp25 juta tanpa jaminan. Usaha Martabak Galbes pun kembali bangkit. "Dengan pembinaan dan pendampingan dari Bank BNI, usaha martabak saya mulai merambah ke pemasaran online melalui GoFood dan GrabFood," ungkap Sukma.
(Baca Juga: Sri Mulyani Buka 'Pintu Lebar' Titip Uang Pemerintah di Bank Daerah dan Swasta)
Bahkan, kata Sukma, dirinya sudah tidak lagi berjualan keliling melainkan sudah memiliki tempat usaha. Dan kini sudah bisa memiliki tiga cabang atau titik jualan martabak. "Saya merasakan betul manfaat dari jualan martabak secara online," tandasnya.
Salah satunya adalah Sukma Nuralim, seorang pedagang martabak keliling yang berusaha di Bintaro, Jakarta Selatan. Pada 2018, pelaku usaha mikro dengan brand Martabak Galbes (Tegal-Brebes) ini memperoleh KUR Mikro dari Bank BNI sebesar Rp25 juta. Usaha Sukma sempat berkembang dengan pesat. Namun, pandemi Covid-19 membuat usahanya mulai tersendat.
(Baca Juga: Langkah Erick Thohir Gandeng KPK Kawal Dana PEN Dinilai Tepat)
"Sebelum pandemi, omzet usaha saya per hari tak kurang dari Rp2 juta. Setelah pandemi tak bisa lebih dari Rp1 juta," jelas Sukma dalam keterangan pers Kementerian Koperasi dan UKM, Jumat (17/7/2020).
Untungnya, lanjut Sukma, lewat program PEN dengan skema restrukturisasi kredit, Bank BNI menawarkan tambahan permodalan (KUR Mikro) sebesar Rp25 juta tanpa jaminan. Usaha Martabak Galbes pun kembali bangkit. "Dengan pembinaan dan pendampingan dari Bank BNI, usaha martabak saya mulai merambah ke pemasaran online melalui GoFood dan GrabFood," ungkap Sukma.
(Baca Juga: Sri Mulyani Buka 'Pintu Lebar' Titip Uang Pemerintah di Bank Daerah dan Swasta)
Bahkan, kata Sukma, dirinya sudah tidak lagi berjualan keliling melainkan sudah memiliki tempat usaha. Dan kini sudah bisa memiliki tiga cabang atau titik jualan martabak. "Saya merasakan betul manfaat dari jualan martabak secara online," tandasnya.
(fai)