Ambisi jadi Perusahaan Terdepan dalam Pengobatan Kanker, Intip Inovasi Bayer

Selasa, 04 April 2023 - 20:02 WIB
loading...
A A A
Bayer telah menggandakan portofolio perawatan onkologi selama lima tahun terakhir, dengan hampir sepertiga dari entitas molekuler baru dalam pengembangan produk Bayer yang didedikasikan untuk melawan kanker, mencakup semua fase pengembangan klinis.

Secara khusus, perusahaan juga menyoroti rencananya untuk menjadi pemimpin dalam pengobatan kanker prostat, kanker kedua yang paling sering didiagnosis pada pria.

"Kami siap mewujudkan komitmen untuk menghadirkan obat-obatan inovatif bagi pasien kanker," kata Komite Eksekutif divisi Farmasi Bayer yang juga Kepala Unit Bisnis Strategis Onkologi, Christine Roth.

Menurut dia, Bayer memiliki ambisi yang jelas untuk menjadi perusahaan sepuluh besar di bidang onkologi. “Kami berinvestasi dalam pengobatan inovatif dan modalitas yang berpotensi menjadi pengobatan transformatif bagi pasien dengan berbagai jenis kanker, yang saat ini hanya memiliki sedikit atau tanpa pilihan pengobatan," ucapnya.



Bayer meningkatkan penelitian dan pengembangan di bidang onkologi dalam tiga bidang ilmiah yang mengatasi kebutuhan yang tidak terpenuhi pada pasien kanker.

Ini termasuk radiofarmasi bertarget (terapi alfa bertarget khusus), imuno-onkologi generasi mendatang, dan pendekatan onkologi molekuler presisi. Di area ini, Bayer memajukan proyek yang unggulan dan sangat inovatif dalam portofolionya.

Dengan investasi besar baru-baru ini, Bayer telah memperkuat inovasi onkologinya secara substantial. Fasilitas Bayer Research and Innovation Center (BRIC) yang canggih di Boston-Cambridge, Massachusetts, AS, senilai USD140 juta adalah rumah bagi peneliti onkologi molekuler presisi Bayer.



Vividion Therapeutics, yang diakuisisi Bayer pada tahun 2021 senilai USD1,5 miliar, terdiri dari platform chemoproteomics terkemuka yang mampu mengidentifikasi binding pocket yang sebelumnya tidak diketahui dalam target yang tidak dapat disembuhkan untuk menghasilkan kandidat obat baru kelas satu dalam indikasi kebutuhan medis yang tinggi yang belum terpenuhi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2110 seconds (0.1#10.140)