Kadin Dorong Sinergi Ekonomi Digital Indonesia dengan Kamboja

Rabu, 05 April 2023 - 14:30 WIB
loading...
Kadin Dorong Sinergi Ekonomi Digital Indonesia dengan Kamboja
Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid. FOTO/Antara Photo
A A A
JAKARTA - Ketua Business Advisory Council ASEAN (ASEAN-BAC) sekaligus Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid memimpin delegasi ASEAN-BAC dalam roadshow ke Phnom Penh, Kamboja. Delegasi ASEAN-BAC mengadakan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan mengenai beberapa isu prioritas dan program warisan kepemimpinan ASEAN-BAC Indonesia.

Arsjad mengatakan delegasi ASEAN-BAC membahas potensi kerja sama yang luas antara Indonesia dan Kamboja, khususnya dalam hal transformasi digital, pariwisata, dan membangun ASEAN sebagai hub baru rantai pasokan global. Untuk transformasi digital, selama kepemimpinan Kamboja di ASEAN, ada dorongan yang kuat untuk mempromosikan sentralitas dan kesatuan ASEAN dalam memajukan ekonomi digital, e-commerce, dan transformasi industri.

"Ini termasuk fokus pada peningkatan konektivitas regional dan mendorong pertukaran orang-ke-orang. Berdasarkan momentum ini, keketuaan ASEAN-BAC Indonesia telah memprioritaskan transformasi digital sebagai sarana untuk lebih meningkatkan perdagangan dan investasi pada tahun 2023," ujar Arsjad dalam siaran pers, Rabu (5/4/2023).



Salah satu inisiatif prioritas transformasi digital yang dipromosikan ke Kamboja di antaranya seperti ASEAN QR Code, Marketplace Lending Platform, dan Wiki Entrepreneur yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama bilateral dalam hal perdagangan dan investasi antar negara di kawasan melalui transformasi digital.

"Melalui upaya ini, kami bermitra dengan Kamboja dalam inisiatif ini untuk menciptakan ekonomi yang lebih kuat dan inklusif, menarik investasi asing, dan memperkuat posisi kawasan ini sebagai pemain kunci dalam lanskap digital global," tambah Arsjad.

Di sektor pariwisata, maskapai Air Asia akan segera mengoperasikan penerbangan antara Jakarta dan Phnom Penh empat hari seminggu mulai akhir April. Hal ini jelas menguntungkan industri pariwisata Kamboja dan mempromosikan hubungan pariwisata, tourism, dan perdagangan antara kedua negara.

Lebih lanjut, melimpahnya sumber daya pertanian di kawasan dan meningkatnya ancaman perubahan iklim, ketahanan pangan yang menjadi prioritas utama bagi negara-negara ASEAN membuat kepemimpinan Indonesia di ASEAN-BAC juga menghadirkan peluang untuk menjadikan kawasan ini sebagai pusat baru dalam rantai pasokan global, dengan memanfaatkan sumber daya pangan dan pertaniannya yang kaya.

Arsjad merekomendasikan agar negara-negara ASEAN bekerja sama untuk mengembangkan sektor dan ekosistem pertanian hilir menarik investasi, menciptakan lapangan kerja. Pasokan pangan pun harus dipastikan stabil dan dapat diakses untuk kawasan tersebut.

Salah satu solusi yang disarankan untuk mengatasi masalah mendesak ini adalah penerapan sistem loop tertutup yang inklusif. Pendekatan komprehensif ini bertujuan untuk memberdayakan petani dan mempromosikan produksi pangan berkelanjutan dengan menyediakan akses ke keuangan, pengetahuan, teknologi, dan peluang pasar. Kolaborasi antar negara anggota ASEAN, seperti kemitraan Indonesia-Kamboja, sangat penting untuk keberhasilan pelaksanaan strategi ini.

"Dengan sistem loop tertutup yang inklusif, saatnya kita berkolaborasi dan mengembangkan kemampuan dan ekosistem pertanian hilir kita sendiri, mendukung lebih banyak UMKM dan meningkatkan efisiensi sistem pangan kita," imbuhnya.



Dengan kunjungan ini, Arsjad menuturkan Indonesia dan Kamboja membawa optimisme baru bagi industri perjalanan Kamboja untuk meningkatkan pariwisata bilateral, arus investasi, dan pertumbuhan ekonomi.

Sebagai informasi, Kamboja dan Indonesia secara historis telah menjalin kerja sama dagang yang baik. Hal itu dibuktikan lewat volume perdagangan barang dagang yang mencapai USD948,533 juta pada 2022.

Kamboja mayoritas mengekspor barang berupa alas kaki, rajutan, aksesoris, dan barang pecah belah ke Indonesia. Di sisi lain, Kamboja juga merupakan distributor produk Indonesia seperti makanan dan minuman, minyak goreng, produk kesehatan dan obat-obatan, homecare, pupuk, dan produk kertas.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1740 seconds (0.1#10.140)