Kepala Bappenas Ingin Gorontalo Pimpin Pemulihan Ekonomi Indonesia Timur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mendorong Provinsi Gorontalo untuk lebih cepat melakukan pemulihan kondisi sosial ekonominya pasca pandemi Covid-19, mengingat kasus terkonfirmasi positif virus Corona di provinsi ini termasuk rendah. Cepatnya pemulihan diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi karena faktor-faktor produksi tidak terlalu lama menganggur sehingga roda perekonomian bisa segera berputar dengan kapasitas penuh.
“Risiko penularan di Gorontalo sangat rendah sampai saat ini. Mudah-mudahan Gorontalo bisa memimpin Indonesia Timur dalam pemulihan ekonomi,” ujar Suharso pada Musyawarah Rancangan Pembangunan Provinsi (Musrenbangprov) Gorontalo untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2021 di Jakarta.
Ia juga berharap Gorontalo dapat melakukan transformasi sosial ekonomi yang didukung SDM berkualitas, salah satunya dengan dapat menurunkan jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan. Di 2019, jumlah penduduk miskin Gorontalo di daerah perkotaan mencapai 4,21%, sementara di daerah pedesaan 23,79%. “Persentase penduduk miskin di Gorontalo sudah turun setiap tahunnya, sudah baik. Kalau bisa, diturunkan lebih tajam lagi,” imbuhnya.
Transformasi ini juga perlu didukung dengan kualitas SDM yang terampil. Sayangnya, usia harapan hidup dan rata-rata lama sekolah masih cukup rendah. Hingga 2018, hanya Kota Gorontalo yang telah memiliki angka harapan hidup dan rata-rata lama sekolah yang baik, sementara di kabupaten lain tercatat masih rendah.
Untuk mempercepat pembangunan SDM, Suharso merekomendasikan Provinsi Gorontalo untuk meningkatkan akses layanan pendidikan dan kesehatan. “Layanan kesehatan harus diisi dengan dokter dan sembilan jenis tenaga kesehatan harus dimiliki di seluruh Puskesmas di Indonesia. Sayangnya, sangat jarang Puskesmas yang memiliki ini. Hanya 18% yang memiliki pelayanan ini, termasuk Gorontalo, tidak ada Puskesmas yang memenuhi syarat. Padahal, alat kesehatan cukup banyak,” jelasnya.
Meski demikian, Suharso berharap dengan adanya rumah sakit yang akan dibangun di Gorontalo bisa meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat. Peran pemerintah daerah juga penting untuk memutus rantai penyebaran virus. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengoptimalkan APBD dan dana desa untuk mitigasi dampak Covid-19. Tidak hanya untuk bantuan sosial, dana ini juga dapat digunakan untuk stimulus padat karya di pedesaan.
Suharso juga mendorong Gorontalo untuk menjaga ekonomi lokal, terutama di sektor pangan untuk mengantisipasi prediksi kelangkaan pangan pasca pandemi Covid-19. “Stimulus permodalan bagi sektor industri pangan perlu diberikan, terutama untuk peserta UMKM,” ungkapnya.
Dengan potensi yang dimiliki saat ini, Kementerian PPN/Bappenas optimistis ekonomi Gorontalo dapat bangkit. Ekonomi Gorontalo di 2021 ditargetkan dapat tumbuh pada rentang 5,6-6,8%.
Pertumbuhan tersebut juga diiringi dengan penambahan lapangan kerja baru sehingga Tingkat Pengangguran Terbuka dapat turun menjadi 5,7% dan Tingkat Kemiskinan dapat ditekan menjadi 14,1%. Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia di Gorontalo ditargetkan meningkat menjadi 69,79-89,82% dan kesenjangan antar kelompok di kisaran 0,400-0,405.
“Risiko penularan di Gorontalo sangat rendah sampai saat ini. Mudah-mudahan Gorontalo bisa memimpin Indonesia Timur dalam pemulihan ekonomi,” ujar Suharso pada Musyawarah Rancangan Pembangunan Provinsi (Musrenbangprov) Gorontalo untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2021 di Jakarta.
Ia juga berharap Gorontalo dapat melakukan transformasi sosial ekonomi yang didukung SDM berkualitas, salah satunya dengan dapat menurunkan jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan. Di 2019, jumlah penduduk miskin Gorontalo di daerah perkotaan mencapai 4,21%, sementara di daerah pedesaan 23,79%. “Persentase penduduk miskin di Gorontalo sudah turun setiap tahunnya, sudah baik. Kalau bisa, diturunkan lebih tajam lagi,” imbuhnya.
Transformasi ini juga perlu didukung dengan kualitas SDM yang terampil. Sayangnya, usia harapan hidup dan rata-rata lama sekolah masih cukup rendah. Hingga 2018, hanya Kota Gorontalo yang telah memiliki angka harapan hidup dan rata-rata lama sekolah yang baik, sementara di kabupaten lain tercatat masih rendah.
Untuk mempercepat pembangunan SDM, Suharso merekomendasikan Provinsi Gorontalo untuk meningkatkan akses layanan pendidikan dan kesehatan. “Layanan kesehatan harus diisi dengan dokter dan sembilan jenis tenaga kesehatan harus dimiliki di seluruh Puskesmas di Indonesia. Sayangnya, sangat jarang Puskesmas yang memiliki ini. Hanya 18% yang memiliki pelayanan ini, termasuk Gorontalo, tidak ada Puskesmas yang memenuhi syarat. Padahal, alat kesehatan cukup banyak,” jelasnya.
Meski demikian, Suharso berharap dengan adanya rumah sakit yang akan dibangun di Gorontalo bisa meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat. Peran pemerintah daerah juga penting untuk memutus rantai penyebaran virus. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengoptimalkan APBD dan dana desa untuk mitigasi dampak Covid-19. Tidak hanya untuk bantuan sosial, dana ini juga dapat digunakan untuk stimulus padat karya di pedesaan.
Suharso juga mendorong Gorontalo untuk menjaga ekonomi lokal, terutama di sektor pangan untuk mengantisipasi prediksi kelangkaan pangan pasca pandemi Covid-19. “Stimulus permodalan bagi sektor industri pangan perlu diberikan, terutama untuk peserta UMKM,” ungkapnya.
Dengan potensi yang dimiliki saat ini, Kementerian PPN/Bappenas optimistis ekonomi Gorontalo dapat bangkit. Ekonomi Gorontalo di 2021 ditargetkan dapat tumbuh pada rentang 5,6-6,8%.
Pertumbuhan tersebut juga diiringi dengan penambahan lapangan kerja baru sehingga Tingkat Pengangguran Terbuka dapat turun menjadi 5,7% dan Tingkat Kemiskinan dapat ditekan menjadi 14,1%. Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia di Gorontalo ditargetkan meningkat menjadi 69,79-89,82% dan kesenjangan antar kelompok di kisaran 0,400-0,405.
(akr)