Mendag Beberkan Langkah Dorong Ekspor Mamin dan Komoditas Unggulan

Selasa, 21 Juli 2020 - 12:23 WIB
loading...
A A A
Agus menjelaskan, Kemendag menyusun strategi peningkatan daya saing produk makanan minuman dan kuliner Indonesia.
Pertama, menentukan fokus pasar dan produk ekspor khusus untuk produk makanan minuman berbahan baku alami, organik, specialty, dan bumbu olahan sebagai bahan baku kuliner Indonesia.

Kedua, meningkatkan daya saing produk, sumber daya manusia, dan UKM ekspor. Ketiga, meningkatkan penetrasi pasar. Keempat, memperkuat peran perwakilan perdagangan di luar negeri.

Kelima, melakukan relaksasi ekspor dan impor untuk tujuan ekspor. Keenam, pengembangan SDM ekspor di antaranya melalui webinar, pelatihan ekspor, dan program pendampingan ekspor selama pandemi.

Untuk diketahui, pada 2019, ekspor makanan minuman Indonesia tercatat senilai USD4,15 miliar, atau naik 3,54% dibandingkan pada tahun sebelumnya. Tren ekspor pangan olahan Indonesia lima tahun terakhir (2015-2019) tercatat sebesar 8,99%. Kontribusi industri makanan minuman Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas adalah sebesar 36,40%. Sementara pada kuartal pertama 2020, kontribusi mamin Indonesia terhadap PDB nasional mencapai 19,98%.

Agus menyebutkan, Kemendag melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) juga terus membuka pasar baru dan menawarkan produk unggulan antara lain kopi, teh, minuman jahe, bumbu masak, berbagai saus siap pakai, rempah-rempah, makanan laut, keripik, mi instan, sarang burung walet, serta produk berbahan baku gula (confectionery products), ke sejumlah negara potensial, seperti Kanada.

Kendati demikian, Mendag mengatakan bahwa industri makanan dan minuman olahan menghadapi tantangan ekspor yang cukup berat, karena pandemi juga menyebabkan pembatasan sosial. Meski begitu, hal itu tidak menyurutkan semangat ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia. Agus yakin produk ini tetap dibutuhkan pasar dunia.

(Baca Juga:Nih, 5 Alasan Kenapa Indonesia Harus Pacu Ekspor ke Amerika)

"Kemendag terus mendorong pengembangan ekspor produk ini untuk mengawal kinerja ekspor, khususnya di tengah pandemi Covid-19," tegasnya.

Penyelenggaraan business matching dilaksanakan di beberapa lokasi berbeda yaitu di Kantor ITPC Vancouver Kanada sebagai tempat berkumpulnya para buyer dan di Kantor Kemendag, Jakarta serta di kantor eksportir masing-masing.

Rangkaian business matching virtual Indonesia-Kanada dijadwalkan dalam empat gelombang. Pertama, pada Juli ini dengan fokus produk makanan dan minuman olahan. Kedua, pada September 2020 dengan fokus produk alas kaki, fashion, serta tekstil dan produk tekstil.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0893 seconds (0.1#10.140)