Gawat, Amerika Serikat Terancam Kehabisan Uang Tunai per 1 Juni 2023
loading...
A
A
A
"Kami telah belajar dari kebuntuan batas utang masa lalu bahwa menunggu sampai menit terakhir untuk menangguhkan atau meningkatkan batas utang dapat menyebabkan kerusakan serius pada kepercayaan bisnis dan konsumen, menaikkan biaya pinjaman jangka pendek untuk pembayar pajak, dan berdampak negatif terhadap peringkat kredit Amerika Serikat," ucap Yellen dalam sebuah surat kepada anggota Kongres pada hari Selasa (2/5/2023) seperti dikutip dari BBC.
Yellen menambahkan, tidak mungkin untuk mengetahui dengan pasti kapan tepatnya AS akan kehabisan uang tunai. Apa yang disampaikan Yellen bersamaan ketika Kantor Anggaran Kongres (CBO) melaporkan bahwa ada "risiko yang jauh lebih besar bahwa Departemen Keuangan akan kehabisan dana pada awal Juni".
Departemen Keuangan berencana untuk meningkatkan pinjaman hingga akhir kuartal yang berakhir pada Juni, dengan total sekitar USD726 miliar – atau sekitar USD449 miliar lebih banyak dari proyeksi awal tahun ini.
Para pejabat mengatakan, hal ini sebagian disebabkan oleh penerimaan pajak penghasilan yang lebih rendah dari perkiraan, pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi dan saldo kas awal kuartal yang lebih rendah dari yang diantisipasi.
Beberapa waktu lalu, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memperingatkan gagal bayar utang pemerintah Amerika Serikat akan menekan konsumen di AS dan merugikan perekonomian global.
Komentar kepala IMF ini menambah peringatan tentang risiko krisis pasar yang lebih parah dari dampak inflasi AS jika Kongres AS gagal menyelesaikan kebuntuan antara Partai Republik dan Presiden Joe Biden terkait peningkatan pagu utang.
Yellen menambahkan, tidak mungkin untuk mengetahui dengan pasti kapan tepatnya AS akan kehabisan uang tunai. Apa yang disampaikan Yellen bersamaan ketika Kantor Anggaran Kongres (CBO) melaporkan bahwa ada "risiko yang jauh lebih besar bahwa Departemen Keuangan akan kehabisan dana pada awal Juni".
Departemen Keuangan berencana untuk meningkatkan pinjaman hingga akhir kuartal yang berakhir pada Juni, dengan total sekitar USD726 miliar – atau sekitar USD449 miliar lebih banyak dari proyeksi awal tahun ini.
Para pejabat mengatakan, hal ini sebagian disebabkan oleh penerimaan pajak penghasilan yang lebih rendah dari perkiraan, pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi dan saldo kas awal kuartal yang lebih rendah dari yang diantisipasi.
Beberapa waktu lalu, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memperingatkan gagal bayar utang pemerintah Amerika Serikat akan menekan konsumen di AS dan merugikan perekonomian global.
Komentar kepala IMF ini menambah peringatan tentang risiko krisis pasar yang lebih parah dari dampak inflasi AS jika Kongres AS gagal menyelesaikan kebuntuan antara Partai Republik dan Presiden Joe Biden terkait peningkatan pagu utang.
(akr)