6 Kesepakatan Menkeu-Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 di Korsel

Rabu, 03 Mei 2023 - 11:58 WIB
loading...
6 Kesepakatan Menkeu-Gubernur...
Pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota ASEAN dan China, Korea Selatan serta Jepang atau ASEAN+3 telah selesai digelar di Incheon, Korea Selatan. FOTO/Instagram/@smindrawati
A A A
JAKARTA - Pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota ASEAN dan China, Korea Selatan serta Jepang atau ASEAN+3 telah selesai digelar di Incheon, Korea Selatan.

Pertemuan tersebut menghasilkan enam poin penguatan kerjasama keuangan regional. Hasil pertemuan itu mulai dari usulan membentuk fasilitas pembiayaan cepat hingga upaya meningkatkan implementasi transaksi lintas batas dengan mata uang lokal alias Transaksi Mata Uang Lokal (Local Currency Transaction/LCT).



Sejumlah poin tersebut di antaranya, memperkuat kerja sama keuangan regional melalui inisiatif di bawah Regional Financing Arrangements (RFA) Future Direction, Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM), AMRO, Asian Bond Markets Initiative (ABMI), Disaster Risk Financing (DRF), dan ASEAN+3 Future Initiatives, termasuk pembiayaan infrastruktur, kajian studi pada fasilitas nonpembiayaan, pembiayaan risiko bencana (DRF), serta kajian studi beberapa tema strategis atas Digitalisasi Keuangan, keuangan berkelanjutan, utang korporasi, utang rumah tangga, dan LCT.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan hasil tersebut diharapkan mampu mendorong ekonomi kawasan. "Kawasan ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,6 persen pada 2023, dipacu permintaan domestik yang kuat karena pemulihan ekonomi terus menunjukkan perbaikan," kata dia melalui pernyataan tertulis, Rabu (3/5/2023).

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan kesepakatan tersebut bagian dari inovasi ASEAN+3 untuk dapat menjaga stabilitas di tengah inflasi yang masih tinggi. Perry menekankan pentingnya memperkuat dan meningkatkan kerja sama di antara negara-negara ASEAN+3 dalam konektivitas pembayaran dengan mempromosikan penggunaan mata uang lokal yang lebih luas untuk transaksi.



Berkaitan dengan hal tersebut, AFMGM+3 menyambut baik dan mengakui perkembangan kajian Sistem Pembayaran Lintas Batas di ASEAN+3, khususnya mengenai LCT. "Dengan mempertimbangkan risiko-risiko ini, AFMGM+3 mengakui pentingnya kolaborasi menuju pemulihan yang kuat dan inklusif serta membuat kemajuan berkelanjutan," kata Perry.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2155 seconds (0.1#10.140)