Pererat Kerja Sama Bilateral, Ini Tawaran Sandiaga Uno ke Korsel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pererat hubungan kerja sama dengan Korea Selatan, khususnya dalam bidang pariwisata dan ekonomi ereatif (parekraf), Menparekraf Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno menyambangi Korea Selatan. Dalam kesempatan tersebut, dirinya bertemu langsung dengan Wakil Menteri Bidang Olahraga, Pariwisata dan Komunikasi Publik (MCTS), H.E Yongman CHO di Seoul, Korea Selatan pada Kamis (4/5/2023).
Sandiaga Uno mengungkapkan kerja sama bilateral bidang pariwisata yang terjalin antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Korea Selatan sudah berlangsung sejak 17 tahun silam. Dalam MoU Kerja Sama Bidang Pariwisata yang ditandatangani di Jakarta, 4 Desember 2006 itu, tercatat lima bidang kerja sama yang disepakati, antara lain Promosi, Pengembangan Produk, Pendidikan dan Pelatihan melalui pertukaran informasi.
Selanjutnya, Penelitian dan Pengembangan dan Kerja Sama Sektor Swasta. "Para pihak wajib mendorong usaha terkait pariwisata masing-masing, khususnya perjalanan lembaga dan lembaga lain, untuk menjalin kontak bisnis, untuk membuat program promosi investasi dan untuk bertukar pengalaman dan informasi," ungkap Sandiaga Uno.
"Juga mengembangkan program promosi bersama untuk dipasarkan di Indonesia dan Korea," tambahnya.
Merujuk hal tersebut, dirinya menawarkan pembaruan kerja sama dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dalam sektor pariwisata, Sandiaga Uno menawarkan lima kerja sama terkini, antara lain konektivitas, sehingga Indonesia memiliki lebih banyak penerbangan langsung dari Korea ke Denpasar ke Jakarta, dan kota-kota lainnya.
"Saat ini tersedia penerbangan langsung Incheon-Soekarno Hatta-Incheon dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Korean Air dan OZ (Asiana) dan Incheon-Denpasar-Incheon," jelasnya.
Tawaran selanjutnya adalah meningkatkan kerja sama terpadu (Joint Promotion) dengan perusahaan dari Korea pada tahun 2024. Kerja sama ini diungkapkannya telah dilakukan oleh Hana dan Mode.
"Indonesia memerlukan rekomendasi dari KTO bagi yang potensial dan memenuhi syarat TA/TO dan grosir dari Korea," imbuhnya.
Kemudian, peningkatan program pertukaran pelajar, beasiswa atau kursus bagi mahasiswa Politeknik Pariwisata, pegawai asal Indonesia, serta program magang bagi mahasiswa. "Saat ini ada beasiswa kursus dari KOPIST (Korea Partnership Initiative for Sustainable Tourism), kami berharap ke depannya akan lebih banyak lagi pertukaran pelajar dari Korea dan Indonesia," ujar berharap.
Sandiaga Uno mengungkapkan kerja sama bilateral bidang pariwisata yang terjalin antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Korea Selatan sudah berlangsung sejak 17 tahun silam. Dalam MoU Kerja Sama Bidang Pariwisata yang ditandatangani di Jakarta, 4 Desember 2006 itu, tercatat lima bidang kerja sama yang disepakati, antara lain Promosi, Pengembangan Produk, Pendidikan dan Pelatihan melalui pertukaran informasi.
Selanjutnya, Penelitian dan Pengembangan dan Kerja Sama Sektor Swasta. "Para pihak wajib mendorong usaha terkait pariwisata masing-masing, khususnya perjalanan lembaga dan lembaga lain, untuk menjalin kontak bisnis, untuk membuat program promosi investasi dan untuk bertukar pengalaman dan informasi," ungkap Sandiaga Uno.
"Juga mengembangkan program promosi bersama untuk dipasarkan di Indonesia dan Korea," tambahnya.
Merujuk hal tersebut, dirinya menawarkan pembaruan kerja sama dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dalam sektor pariwisata, Sandiaga Uno menawarkan lima kerja sama terkini, antara lain konektivitas, sehingga Indonesia memiliki lebih banyak penerbangan langsung dari Korea ke Denpasar ke Jakarta, dan kota-kota lainnya.
"Saat ini tersedia penerbangan langsung Incheon-Soekarno Hatta-Incheon dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Korean Air dan OZ (Asiana) dan Incheon-Denpasar-Incheon," jelasnya.
Tawaran selanjutnya adalah meningkatkan kerja sama terpadu (Joint Promotion) dengan perusahaan dari Korea pada tahun 2024. Kerja sama ini diungkapkannya telah dilakukan oleh Hana dan Mode.
"Indonesia memerlukan rekomendasi dari KTO bagi yang potensial dan memenuhi syarat TA/TO dan grosir dari Korea," imbuhnya.
Kemudian, peningkatan program pertukaran pelajar, beasiswa atau kursus bagi mahasiswa Politeknik Pariwisata, pegawai asal Indonesia, serta program magang bagi mahasiswa. "Saat ini ada beasiswa kursus dari KOPIST (Korea Partnership Initiative for Sustainable Tourism), kami berharap ke depannya akan lebih banyak lagi pertukaran pelajar dari Korea dan Indonesia," ujar berharap.